Akibat Blokade dan Pandemi, Ekonomi Gaza Tahun 2020 Mengalami Kerugian Besar

Komite Masyarakat Palestina Anti-Blokade melaporkan, tahun 2020 adalah yang paling membahayakan setelah Gaza hidup dalam cengkraman blokade selama 14 tahun.

BY Edited Sun,27 Dec 2020,12:59 PM

Jalur Gaza, SPNA – Belasan tahun blokade telah belahirkan krisis berkepanjangan dihampir semua sektor kehidupan di Gaza. Akibatnya, rakyat Palestina semakin terperosok dalam penderitaan, dan 2020 ini, mejadi tahun terberat bagi mereka.

Kamis lalu (24/12/2020), Komite Masyarakat Palestina Anti-Blokade,  melaporkan bahwa sektor ekonomi Gaza mengalami kerugian hingga 1.5 Miliar Dolar tahun 2020.

Menurut lembaga tersebut tahun 2020 adalah yang paling membahayakan setelah Gaza hidup dalam cengkraman blokade selama 14 tahun.

Blokade selama 14 tahun menyebabkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Proyek pembangunan dan pemulihan ekonomi Gaza kandas di tengah jalan.

Blokade melumpuhkan sektor kesehatan,  pendidikan serta  menyebabkan krisis air dan listrik, dimana  70%  bangunan Gaza mengalami pemutusan listrik secara berkala. 

Trilogi agresi terhadap Gaza tahun 2008, 2012, dan 2014 menambah derita dua  juta rakyat Palestina yang tinggal di wilayah terpadat di dunia tersebut.

Menurut Maher Tabba’,  krisis ekonomi Gaza tahun 2020 adalah paling buruk akibat blokade bertahun-tahun  ditambah  tiga  agresi Israel yang berhasil melumpuhkan seluruh infrastruktur di Gaza. Setengah warga kehilangan mata pencarian,  akibatnya persentase kemiskinan naik menjadi 53%.

Sekitar 85% rakyat Gaza hanya dapat bergantung dengan bantuan kemanusiaan,  dimana 68% dari mereka menghadapi krisis pangan,’’ terang Direktur Hubungan Masyarakat Kamar Dagang Gaza tersebut.

Tahun 2020, ekonomi Gaza semakin memburuk menyusul pandemi COVID-19 yang juga melumpuhkan seluruh kegiatan ekonomi. Akibatnya buruh Gaza kehilangan penopang hidup.

Menurutnya, kondisi Gaza tahun 2021 nanti tidak akan jauh berbeda dan akan terus berlangsung hingga pertengahan tahun 2021. Kemenangan Joe Biden memang membawa harapan pemulihan sebagian persoalan ekonomi di Gaza, namun dia tidak akan memberikan solusi komprehensif.

Sementara itu Profesor Ekonomi Universitas Al-Azhar Gaza,  Dr. Muin Rajab, juga mengatakan bahwa pandemi COVID-19 melumpuhkan sektor ekonomi , ditambah blokade sistematis yang diberlakukan Israel. Beberapa tahun terakhir masyarakat Gaza hidup dalam krisis berkepanjangan dan sampai saat ini belum ada solusi untuk menyelesaikannya.

Situasi Gaza semakin memburuk setelah pemerintah Palestina tidak memperoleh pajak  dari Israel menyusul pemutusan kerjasama dengan Tel Aviv.  Hal ini ditambahg pengurangan gaji terhadap ASN  Palestina  ditambah penyebaran COVID-19. Meksipun demikian bantuan Qatar mengurangi beban ribuan keluarga Gaza.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir