Qatar Sampaikan Kesiapannya Menjadi Mediator Damai Antara Arab Saudi dan Turki

Qatar yang baru saja hubungannya membaik dengan Arab Saudi menyampaikan siap menjadi penengah untuk mendamaikan Arab Saudi dan Turki. Hubungan Arab Saudi dan Turki retak pada tahun 2017 bersamaan dengan blokade sejumlah negara Arab di Teluk terhadap Qatar atas tuduhan mendukung organisasi terorisme.

BY Edited Tue,12 Jan 2021,09:41 AM

Doha, SPNA - Utusan Khusus Menteri Luar Negeri Qatar untuk Penanggulangan Terorisme dan Mediasi, Mutlaq Al-Qahtani, menyatakan kesiapan negaranya untuk menjadi penengah antara Turki dan Arab Saudi dalam menyelesaikan ketegangan antar kedua negara.

Al-Qahtani mengatakan dalam simposium bertajuk “Kebijakan dan Pengalaman Qatar dalam Mediasi dan Resolusi Konflik” yang diselenggarakan Institut Studi Pascasarjana non-pemerintah Doha, Senin (11/01/2021) , bahwa “Qatar memiliki sumber pendapatan yang vital dan strategis, dan terletak di kawasan vital, geopolitik dan ekonomi yang penting. Dan pada saat yang sama, terletak di kawasan konflik semi permanen antar beberapa kekuatan yang ada di kawasan. Semua itu mendorong Qatar untuk mengadopsi kebijakan yang independen dan netral yang percaya pada dialog dan diplomasi preventif, serta penyelesaian sengketa dan krisis dengan cara damai. Ini menjadi pilihan strategis bagi Negara Qatar."

Menanggapi pertanyaan tentang kesediaan Qatar untuk menengahi dan meredakan ketegangan antara Turki dan Arab Saudi, Al-Qahtani mengatakan: "Ini kembali kepada prinsip persetujuan yang sangat fundamental dalam hubungan internasional."

Pejabat Qatar itu menambahkan, "Jika kedua negara ini (Arab Saudi dan Turki) melihat bahwa Qatar memiliki peran dalam mediasi ini, hal itu mungkin dilakukan."

"Persahabatan antara negara-negara ini memberikan efek positif kepada semua pihak, terutama antara negara-negara utama dan besar, seperti Arab Saudi, Turki dan Iran," tambahnya.

Dia juga mengisyaratkan bahwa "Qatar memainkan peran diplomatik penting" antara Amerika Serikat dan Turki untuk meredakan ketegangan yang terjadi antara kedua negara.

Sejak 5 Juli 2017, terjadi sebuah ketegangan internal antar negara teluk dengan latar belakang Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir yang memutuskan hubungan, menghentikan lalu lintas laut, darat dan udara dengan Qatar, yang dituduh "mendukung terorisme" dan berpaling dari kawasan Arab menuju Iran dan Turki.

Untuk meredakan ketegangan tersebut, Dewan Kerja Sama Teluk dan Mesir sebuah terobosan besar dengan berhasil mengadakan pertemuan puncak yang diselenggarakan di kota Al-Ula, Arab Saudi.

Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 5 Januari tersebut berhasil menelurkan sebuah resolusi yang menegaskan "kesatuan jajaran Teluk.” Mereka juga berhasil meletakkan prinsip-prinsip dasar untuk menyelesaikan ketegangan yang ada.

(T.HN/S: Arabic.rt.com)

 

leave a reply
Posting terakhir