Laporan Kejahatan Hak Asasi Manusia Israel Terhadap Palestina Tahun 2020

Badan Internasional untuk Hak Asasi Manusia Palestina melaporkan data pelanggaran HAM Israel selama 2020. Tahun lalu, menurut badan tersebut, merupakan yang terburuk bagi Palestina dari segi pelanggaran HAM.

BY Edited Thu,14 Jan 2021,10:05 AM


Gaza, SPNA - Komisi Internasional untuk Mendukung Hak Asasi Rakyat Palestina (Hashd) dalam laporan akhir tahunnya melaporkan bahwa 2020 merupakan tahun terburuk terkait hak asasi manusia Palestina. Pernyataan itu disampaikan dalam jumpa pers yang diadakan di depan kantor lembaga tersebut, di barat Kota Gaza, Selasa (12/01/2021).

Shalah Abu Al-Athiy, Ketua Komisi Hashd, mengatakan bahwa sepanjang tahun 2020 Israel terus melakukan politik penjajahan dan penindasan terhadap warga Palestina.

Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa Israel tahun lalu setidaknya melakukan sebanyak 1.120 serangan ke Gaza. Tujuh orang meninggal dunia dan 55 cedera. Serangan zionis juga menyebabkan 24 ruma warga hancur.

Sedangkan di Tepi Barat, Militer Israel membunuh sebanyak 9 anak Palestina. Zionis juga menolak menyerahkan sebanyak 66 jenazah warga yang meninggal di tangan mereka. Itu belum lagi 254 warga Palestina yang dikubur tanpa disaksikan oleh keluarga di Pemakaman Bernomor.

Setiap kuburan hanya diberikan nomor tanpa nama dan keterangan dari orang yang dikuburkan di tempat tersebut.

Blokade Gaza

Adapun terkait blokade Israel terhadap Gaza yang telah berlangsung selama 14 tahun, Israel disebutkan menjadi sebab dari banyak krisis yang dialami oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Kesehatan Palestina di Gaza tidak sanggup memberikan pelayanan medis kepada 42 sampai 55 persen dari pasien kanker. Rumah sakit di Gaza juga mengeluh kekurangan alat uji laboratorium sebanyak  30 persen.

Hampir setengah dari pasien kanker tidak di Gaza tidak bisa mendapatkan pelayanan medis semestinya karena tidak dapat melakukan rujukan ke luar Gaza.

Pihak kesehatan Gaza sejak awal tahun 2020 telah mengajukan 1.700 permohonan rujukan pasien ke laur Gaza. Namun Israel hanya mengizinkan seperempat dari angka tersebut.

Selain itu blokade juga menyebabkan persentase kerawanan pangan meningkat menjadi 70 persen. Serta menyebabkan 73 persen anak Gaza menderita kurang darah (anemia) dan peningkatan kemiskinan menjadi 75 persen.

Persentase pengangguran juga ikut melambung, menjadi lebih besar dari 52 persen. Delapan puluh persen dari mereka adalah para sarjana yang baru saja menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah.

Penembakan petani Gaza di perbatasan berlangsung berulang kali. Negara Yahudi tersebut juga melakukan sebanyak 55 kali pembajakan tanah warga secara ilegal. Serta melakukan penyemprotan herbisida dengan menggunakan drone yang menyebabkan tanaman petani Gaza di perbatasan ikut mati.

Penangkapan Warga

Total warga Palestina yang mendekam di penjara Israel pada akhir tahun lalu berjumlah 4.500 tahanan. Termasuk di antaranya 39 perempuan dan 170 anak-anak.

Perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan juga perlu menjadi catatan buruk Israel tahun 2020. Pasalnya empat warga Palestina meninggal dunia karena tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dari pihak penjara Israel. Dengan demikian total warga yang mengembuskan nafas terakhir di balik jeruji Israel berjumlah 226 tahanan.

Al-Hashd juga melaporkan terdapat 700 tahanan yang sakit. Tiga Ratus tahanan bahkan menderita penyakit kronis, dan 10 orang terserang kanker.

Pencaplokan dan Pembangunan Permukiman Ilegal

Hasdh juga mempublis data aneksasi yang dilakukan Israel di Tepi Barat. Israel terus menekan warga agar meninggalkan daerah yang mereka tempati untuk kepentingan pembangunan permukiman ilegal Yahudi.

Hal itu dapat dibaca dari ratusan properti warga Palestina yang dihancurkan Israel. Serta Ratusan perintah penghentian membangun rumah yang ditujakan kepada warga.

 

Kejahatan Israel lainnya 2020

Untuk menambah penderitaan warga Palestina, Israel dengan bantuan Amerika, sengaja melakukan lobi demi melemahkan eksistensi dan funfgsi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Hashd ikut mendata bahwa militer Israel telah melakukan sebanyak 476 pelanggaran pers selama tahun 2020.

 

Palestina Butuh Perhatian Dunia Internasional

Setelah melaporkan catatan pelanggaran HAM Israel terhadap warga Palestina, Hashd meminta dunia internasional untuk melakukan protes terhadap Negara Yahudi itu.

Palestina juga meminta organisasi internasional seperti PBB untuk merealisasikan Undang-Undang dan resolusi yang telah mereka putuskan terkait Palestina.

Hashd berharap bahwa 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik untuk Palestina. Terdapat banyak tugas yang harus dilakukan. Seperti membangun jaringan dilplomasi luar negeri, meneruskan aksi boikot produk Yahudi untuk menekan Israel, membendung normalisasi hubungan negara Arab dengan Israel, mengawasi langkah aneksasi di Tepi Barat, mencari jalan untuk membebaskan Gaza dari blokade serta menjamin hak para pengungsi untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

(T.HN)

Nuruddin Jamal Al-Harrazin

leave a reply
Posting terakhir