Feature: Pemilu di Mata Pemuda Palestina

Di antara mereka ada yang optimis dan menaruh harap, pemilu mendatang akan membawa perubahan. Yang lain, memandang pemilu ini akan memiliki tantangan besar, sehingga perlu strategi dalam pelaksanaannya. Ada juga yang pesimis, yang memandang, setiap faksi kemungkinan akan menolak hasil pemilu, apapun itu.

BY Edited Fri,12 Mar 2021,05:45 AM

Ramallah, SPNA - Jihad Qindah, penduduk kota Ramallah Tepi Barat, menghela nafas lega setelah mendengar kabar akan digelarnya pemilihan legislatif pada bulan Mei mendatang.

Pemuda berusia 35 ini, yang terpilih menjadi anggota Fatah pada 2006, mengatakan bahwa pemelihan mendatang akan memberinya kesempatan emas untuk memilih wakil yang akan mewujudkan tujuan dan memenuhi impian warga Palestina.

Mariam Kurdiya, perempuan muda asal kota Ramallah lainnya, kepada Xinhua menuturkan bahwa perpecahan internal Palestina telah menghancurkan eksistensi masalah Palestina, tidak hanya di kawasan regional tapi juga global.

“Sekarang saatnya memainkan kembali peran dalam membangun negara kita, dan kembali menata kepercayaan dan rasa hormat pada perjuangan Palestina,” tuturnya.  

Dia menambahkan bahwa generasi muda mewakili persentase rakyat Palestina yang tinggi, ini berarti, mereka bisa mengubah realita sekarang, baik politik maupun ekonomi.

“Kita semua tahu, generasi muda semakin sadar akan situasi politik, ekonmi dan sosial. Mereka bisa menetukan masa depan sesuai dengan keinginan mereka,” tambahnya.

Sementara itu, Ibrahim Abu Daher, yang berasal dari Deir al-Balah di pusat kota Gaza, berharap bahwa pemilihan kali ini bisa terlaksana sesuai dengan rencana, sebab “Warga Palesrina membutuhkan wakil-wakil baru yang akan memecahkan persoalan ekonomi.”

“Selama 15 tahun, pengangguran meningkat dan mendorong ribuan pemuda Palestina bermigrasi dan mengadu nasib di luar negeri,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa para wakil yang baru bisa membantu rakyat untuk mengatasi persoalan ekonomi yang sedang berlangsung.

“Hanya setelah kita memiliki kehidupan yang stabil, kita akan dapat memikirkan bagaimana harus menghadapi Israel dan rencana aneksasinya berdasarkan hukum internasional,” jelasnya.

Meski demikian, Abu Daher bertaruh atas kesadaran sebagai generasi muda Palestina untuk mengambil langkah pertama mereka untuk mengubah realita di Gaza dengan berpartisipasi dalam pemilu mendatang.

Namun, Abdul Rahman al-Away, yang berusia 20-an, sedikit pesimis dengan gelaran pemilu ini. Dia percaya bahwa baik Hamas maupun Fatah tidak akan menerima hasil pemilu, yang berarti bahwa mereka akan kembali ke pertempuran militer untuk mempertahankan kekuasaan mereka di lapangan.

“Sangat penting untuk membangun secara strategis generasi muda yang belum mengalami pertikaian dan perpecahan untuk merumuskan kesadaran umum berdasarkan aksi bersama,” Hussam al-Dajani, seorang analis asal Gaza, mengatakan kepada Xinhua.

Dia mengatakan bahwa pemilu Palestina harus berdasarkan pada prinsip partisipasi, bukan kemenangan, agar melahirkan generasi baru yang percaya pada demokrasi, persamaan dan hak asasi manusia.

Pada bagian ini, Hani al-Masri, seorang analis Tepi Barat, kepada Xinhua mengatakan bahwa proses pemilihan ini memiliki banyak tantangan.

“Kita harus sadar bahwa Israel akan melarang pemilihan di Yerusalem Timur, yang akan berdampak negatif pada hasil pemilu,” ungkapnya. Dia menambahkan bahwa Palestina harus menemukan solusi alternatif atas rintangan tersebut.

Sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengelurkan dekrit mengenai tanggal spesifik atas pelaksanaan pemilihan lesgislatif, serta pemilihan Dewan Nasional Palestina.

Berdasarkan dekrit tersebut, pemilihan legislatif akan digelar pada 22 Mei, pemilihan presiden pada 31 Juli dan pemilihan Dewan Nasional Palestina pada 31 Agustus.

Pemilihan legislatif terakhir digelar di wilayah Palestina pada 2006, di mana Hamas, yang saat ini berkuasa di Gaza, memenangkan suara mayoritas. Abbas terpilih sebagai presiden Otoritas Palestina pada 2005.

(T.RA/S: Xinhua Net)

leave a reply
Posting terakhir

Lebanon tangkap mata-mata Israel berpaspor Kanada

Pihak keamanan Lebanon berhasil mengamankan seorang mata-mata Israel yang membawa paspor Kanada. Menurut hasil intergasi, warga Kanada tersebut ditugaskan untuk merekrut warga demi memata-matai gerakan Hizbullah.