Ankara, SPNA - Dalam rangka memperingati sepuluh tahun revolusi Suriah, Turki melalui Kementerian Luar Negeri, Minggu (15/03/2021), kembali menegaskan dukungannya kepada warga dalam melawan Pemerintahan Basyar Asad.
"Setengah juta warga tak berdosa kehilangan nyawanya dalam sepuluh tahun terakhir di tangan Pemerintah, saat mereka mengadakan unjuk rasa damai (tahun 2011) memperjuangkan hak mereka," tulis Kemenlu dalam pernyataannya dikutip dari Trtarabi.com
Selain itu, Instansi yang mengatur hubungan luar negeri Turki itu juga menyampaikan bahwa setengah dari warga Suriah harus kehilangan tempat tinggalnya karena digusur pemerintah.
"Satu dekade terakhir kita menyaksikan penggusuran setangah dari warga Suriah," tambahnya. Penderitaan warga Suriah disebutkan masih terasa sampai saat ini dan akan terus membekas.
"Kami mengucapkan selamat kepada warga Suriah yang tidak pernah berhenti memperjuangkan hak mereka bahkan dalam kondisi sulit seperti ini." Semoga Allah memberikan rahmatnya kepada saudara-saudara kita yang telah menutup mata," tambah Kemenlu.
Revolusi Suriah yang kemudian berubah menjadi perang saudara pecah pada tahun 2011. Saat ini warga menuntut pelengseran Basyar Asad dari kursi Kepresidenan.
Beberapa hari lalu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, mengatakan bahwa Suriah masih mimpi buruk. Meski perang telah usai, warga negara itu masih sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan.
(T.HN/S: Trtarabi.com)