Ankara, SPNA - Pemerintah Turki kembali memberlakukan penutupan pada akhir pekan di sebagian besar provinsi, dan memberlakukan pembatasan selama bulan Ramadhan setelah peningkatan tajam kasus virus Corona.
Tingkat infeksi virus Corona di Turki meningkat, kurang dari sebulan setelah 81 provinsi di negara itu dibagi menjadi empat kategori warna berbeda dan pemberlakuan pembatasan gerak warga di beberapa provinsi sebagai bagian dari upaya untuk "kembali ke kehidupan normal yang terkendali".
Sejak itu, jumlah infeksi harian yang dikonfirmasi meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 30.000 kasus. Jumlah tersebut telah menyamai angka tertinggi yang pernah tercatat di Turki pada bulan Desember lalu.
Negara itu juga mencatat sekitar 150 kematian per hari. Berbanding sekitar 65 kasus kematian pada awal bulan.
Dalam pidatonya setelah rapat kabinet pada Senin malam (29/03/2021), Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa 58 dari 81 provinsi Turki, termasuk Istanbul dan Ankara, sekarang telah diklasifikasikan sebagai daerah "merah" atau "berisiko tinggi" dan akan diberlakukan lockdown pada hari Sabtu dan Minggu.
Ia juga mengisyaratkan bahwa jam malam pada akhir pekan masih berlaku di seluruh wilayah Turki.
"Meningkatnya jumlah kasus dan pasien, serta peningkatan jumlah kematian memaksa kami untuk meninjau kembali prosedur saat ini," kata Erdogan dalam pidatonya dikutip dari Arabic.rt.
(T.HN/S: Arabic.rt)