Anggota Parlemen Italia Membela Pernyataan Draghi tentang Erdogan

Sekretaris Partai Demokrat di Kamar Deputi Italia, Lea Quartabelli membela Perdana Menteri Mario Draghi yang menggambarkan Presiden Turki Tayyip Recep Erdogan sebagai "diktator".

BY Edited Sat,10 Apr 2021,04:14 PM

Roma, SPNA - Sekretaris Partai Demokrat di Kamar Deputi Italia, Lea Quartabelli membela Perdana Menteri Mario Draghi yang menggambarkan Presiden Turki Tayyip Recep Erdogan sebagai "diktator" pada Jumat (09/04/2021).

Dia menulis di Twitter, "Presiden Draghi berbicara tentang bagaimana keadaan di Turki. Erdogan menekan kebebasan pers dan akademisi, memenjarakan anggota parlemen dan memecat walikota. Hasilnya Turki berada dalam krisis ekonomi, perang dengan tetangganya dan saat ini Turki menderita penindasan dan kurangnya kebebasan."

Pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Turki memanggil duta besar Italia untuk Ankara tak lama setelah pernyataan yang dibuat oleh Draghi selama konferensi pers di Roma yang mengecam penghinaan terhadap Ketua Komisi oleh otoritas Turki. Menggambarkan Erdogan sebagai diktator yang harus ditangani dengan terus terang dalam bentuk ekspresi baik dalam perbedaan pendapat, perilaku, dan visi.

Turki dengan tegas menolak tuduhan bahwa Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen telah diabaikan dan bersikeras mengikuti protokol khusus Uni Eropa dalam membuat pengaturan tempat duduk selama pertemuan tersebut. Meminta perdana menteri Italia untuk meminta maaf atas pernyataannya.

(T.NA/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

Lembaga Eropa Kecam Pernyataan Duta Besar Ukraina tentang Yerusalem

Masyarakat Eropa untuk Yerusalem meminta Pemerintah Ukraina untuk mengumumkan sikap yang jelas untuk menarik pernyataan tersebut, yang merupakan pelanggaran jelas terhadap status hukum Yerusalem sebagai bagian dari tanah Palestina sesuai dengan hukum internasional, berdasarkan hak-hak historis yang kuat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, resolusi Mahkamah Internasional, dan pengakuan serta persetujuan mayoritas negara di dunia.

Pertemuan Astana tentang Suriah Terbitkan 17 Poin Pernyataan Bersama

Pertemuan internasional ke-15 Astana tentang Suriah tersebut dihadiri oleh delegasi negara penjamin proses Astana (Rusia, Iran dan Turki), perwakilan pemerintah Suriah dan pihak oposisi, negara-negara yang memiliki status pengamat dalam proses Astana (Irak, Lebanon dan Yordania), perwakilan Kemenlu Kazakhstan, serta delegasi PBB yang dipimpin oleh Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah Geir Pedersen.