Media Ibrani Menyatakan Pejabat Israel percaya Washington Akan Mengakui Melebihi Keinginan Teheran dalam Konferensi Wina

Para pejabat menambahkan, "Tidak jelas apakah kami sedang menuju eskalasi dengan Teheran. Iran sangat berhati-hati dan melakukan segala upaya untuk meningkatkan pencapaian mereka dari pembicaraan di Wina."

BY Edited Mon,19 Apr 2021,10:42 AM

Tel Aviv, SPNA - Pejabat Israel telah menyatakan pada situs Ibrani "Ynet" tentang keprihatinan mereka mengenai konferensi di Wina antara Teheran dan pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian nuklir dengan Iran pada Minggu (18/04). Mengingat Washington mengakui lebih dari yang diinginkan Teheran.

Para pejabat mengkonfirmasi ke suatu situs bahwa kabinet keamanan mengadakan sesi pertemuan hari ini, setelah dua bulan tidak mengadakan sesi apa pun, di mana akan membahas mengenai ketegangan dengan Iran.

Mengomentari pembicaraan Wina tentang arsip nuklir Iran, mereka berkata: "Ini bukanlah situasi bagi Amerika untuk memaksakan pendapat. Pengakuannya lebih dari yang diinginkan Iran serta bertujuan untuk mencapai kesepakatan tanpa harga apapun."

Mereka menambahkan, "Iran tahu betul kesepakatan akan dicapai dengan harga berapa pun dan mereka melakukan segala upaya untuk mencapai prestasi. Amerika mendengar keprihatinan kami, tetapi pertanyaannya adalah: Apakah mereka mendengarkan?"

Para pejabat menambahkan, "Tidak jelas apakah kami sedang menuju eskalasi dengan Teheran. Iran sangat berhati-hati dan melakukan segala upaya untuk meningkatkan pencapaian mereka dari pembicaraan di Wina."

(T.NA/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

Rusia Ingin Semua Partisipan Konferensi Wina Setuju Mempercepat Revitalisasi Kesepakatan Nuklir Amerika – Iran

Pembicaraan secara resmi berlangsung antara Iran di satu sisi. Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman di sisi lain. Tapi sebelumnya Uni Eropa telah mengkonfirmasi partisipasi Amerika Serikat yang delegasinya tinggal di hotel terdekat. Dialog tanpa terlibat dalam kontak langsung dengan pihak Iran yang menolak untuk bernegosiasi dengan pemerintahan presiden Amerika, Joe Biden sebelum sanksi dicabut. Sementara Washington menegaskan perlunya memajukan prinsip satu langkah ke langkah selanjutnya.