Inggris Berlakukan Larangan Traveling ke Turki, Mungkinkah Final Liga Champions Digelar di Istanbul?

[Meningkatnya kasus harian Covid-19 di Turki membuat negara tersebut terancam gagal menjadi tuan rumah untuk partai final Liga Champions. Inggris sudah menawarkan diri untuk posisi itu, namun UEFA belum merespon.]

BY Edited Sat,08 May 2021,11:24 AM

London, SPNA - Stadion tempat digelarnya final Liga Champions yang dijadwalkan pada 29 Mei antara Manchester City dan Chelsea di Istanbul menjadi misterius. Hal itu terjadi pasca pengumuman pemerintah Inggris yang menempatkan Turki dalam daftar merah zona Corona.

 

Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, mengatakan bahwa perjalanan ke negara-negara Daftar Merah tidak diizinkan kecuali dalam keadaan luar biasa. Dan siapapun yang kembali dari negara dalam daftar ini harus membayar biaya karantina wajib di hotel.

"Ini berarti para suporter tidak boleh melakukan perjalanan ke Turki," kata Shapps.

Shapps juga mengisyaratkan adanya kemungkinan bahwa partai puncak Liga Champion itu nantinya akan dipindahkan ke Inggris.

"Asosiasi Sepak Bola Inggris telah mengajak UEFA untuk berdiskusi. Kami terbuka untuk menjadi tuan rumah pertandingan, tetapi keputusan pada akhirnya ada di tangan UEFA." Tambahnya.

Sementara UEFA sendiri, mengatakan masih membutuhkan waktu untuk mempelajari keputusan pemerintah Inggris. Badan administratif tertinggi dan pengatur sepak bola Eropa itu tidak ingin segera merespon keluhan dan tawaran Inggris.

Juru bicara Asosiasi Sepak Bola Turki mengatakan: "Tampaknya para pejabat Inggris bersikeras akan hal ini tetapi kami akan melanjutkan sesuai dengan arahan UEFA. Kami belum menerima pembaruan apa pun dari pihak resmi mana pun. Kami akan menjadi tuan rumah final di Istanbul."

Dalam beberapa pekan terakhir, Turki menempati peringkat keempat dunia dalam hal jumlah kasus harian Covid-19.

(T.HN/S: Arabic.rt.com)

leave a reply
Posting terakhir

Israel Gagalkan Final Liga Sepakbola Palestina

Final Piala Liga Sepak Bola Palestina gagal dilaksanakan pada Rabu (25/09/2019) setelah pemerintah Israel menolak izin perjalanan para anggota klub sepakbola Gaza yang akan bertanding melawan kesebelasan Tepi Barat