Yerussalem, SPNA - Gerakan Jihad Islam Palestina menegaskan pada Jumat (07/05) bahwa tindakan zionis yang mencegah jamaah menuju Masjid Al-Aqsa merupakan perpanjangan dan kelanjutan dari kebijakan represi serta intimidasi sejak awal bulan Ramadhan. Dalam pelaksanaan apa yang disebut kesepakatan abad ini yang bertujuan mengontrol kota Yerusalem sepenuhnya dan mengusir penduduk lokal.
Gerakan tersebut mengatakan dalam pers bahwa "Kantor Berita Palestine Today" menerima musuh Zionis yang melanjutkan teror dan rasismenya dalam bentuk yang paling buruk terhadap rakyat kami di tanah yang diduduki pada tahun 1948 yaitu Tepi Barat dan Yerusalem.
Dia menambahkan bahwa rasisme dan terorisme pendudukan Israel dibuktikan hari ini dengan upaya mereka mencegah ratusan ribu jemaah mencapai Masjid Al-Aqsa untuk menunaikan salat Jumat terakhir di bulan Ramadhan dengan mengerahkan pos pemeriksaan dan pasukan militer secara intensif di pintu masuk ke Kota Suci dan dekat gerbang Masjid Al-Aqsa.
Gerakan Jihad Islam Palestina memberi salam hormat pada jamaah yang berhasil sampai di Masjid Al-Aqsa hari Jumat meskipun ada pengepungan dan pembatasan serta penyebaran penghalang. Pelaksanaan salat Jumat terakhir di bulan Ramadhan yang bertepatan dengan Hari Al-Quds Sedunia.
Dia menjelaskan bahwa praktik pendudukan Zionis terdapat penyesatan ketika mengklaim bahwa mereka tidak ingin melanggar kebebasan rakyat Palestina salat di Masjid Al-Aqsa, justru memanfaatkan semua keamanan, media dan eskalasi di Yerusalem untuk mengurangi jumlah jamaah di Masjid Al-Aqsa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Gerakan tersebut memuji perjuangan dan upaya rakyat Palestina di Tepi Barat, Yerusalem dan pedalaman yang diduduki untuk tiba di Masjid Al-Aqsa dengan berbagai rintangan dan kesabaran atas tindakan represif yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap mereka.
Dia mengindikasikan bahwa pendudukan Zionis terus mencegah rakyat Palestina di Jalur Gaza untuk tiba di Masjid Al-Aqsa. Itu telah berlangsung selama bertahun-tahun, ditambah hari Jumat ini mereka meneror dan mencegah warga di Tepi Barat dan warga Yerusalem pada tahun 1948 untuk berdoa dan beribadah di Al-Aqsa.
Gerakan Jihad Islam Palestina menyerukan pada warga Tepi Barat dan warga kota Yerusalem yang mulai dijajah mulai tahun 1948 untuk tidak menyisihkan upaya tiba di Masjid Al-Aqsa dan mendukung mereka, berdiri bersama masyarakat dari lingkungan Sheikh Jarrah yang diancam akan diusir dari rumah dan merampok properti mereka.
(T.NA/S: Paltoday News)