Yerussalem, SPNA - Perdana Menteri Palestina Muhammad Shtayyeh, menegaskan pada Senin (24/05/2021) bahwa program rekonstruksi Jalur Gaza butuh dukungan politik Internasional agar kerusakan yang sudah terjadi tak terulang kembali. Ia menekankan perlunya mendukung inisiatif politik internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel.
Shtayyeh menegaskan dalam sidang kabinet bahwa Jalur Gaza sedang membutuhkan bantuan segera. Bantuan dari segi program rekonstruksi dan program pembangunan untuk menciptakan lapangan kerja dan mengaktifkan kembali kapasitas ekonomi. Rekonstruksi perlu mengoordinasikan upaya antara Palestina dan komunitas internasional, para penyumbang, orang-orang di Jalur Gaza dan institusi nasional Palestina.
Shtayyeh juga mengimbau Mesir, Qatar, negara-negara Arab, Uni Eropa, Amerika Serikat dan PBB untuk menjadi mitra dalam rekonstruksi Jalur Gaza, menyerukan kepada Israel untuk mencabut blokade, sehingga proses rekonstruksi dapat berjalan dengan lancar dan lancar. Tanpa penundaan agar tidak terulang kembali kerusakan yang sudah terjadi
Shtayyeh menekankan perlunya mendukung inisiatif politik internasional berdasarkan hukum internasional dan legitimasi internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel kemudian mendirikan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya dan menghimbau kembalinya para pengungsi. Menyerukan jalan yang serius dan nyata untuk mencapai hal ini, karena kekosongan politik tidak dapat berlanjut, dan kebijakan de-facto dijalankan oleh Israel.
Shtayyeh menyimpulkan bahwa, "agresi Israel terhadap Yerusalem dan Al-Aqsa masih berlanjut. orang-orang kami di lingkungan Sheikh Jarrah masih menghadapi keputusan untuk mengusir mereka dari rumah mereka. Yerusalem membuktikan setiap hari bahwa itu adalah kunci perdamaian dan perang, dan hal yang sama ditujukan kepada orang Arab dan Muslim, dan itu demi kepentingannya. Kita harus menjaga persatuan Palestina."
(T.NA/S: RT Arabic)