Damaskus, SPNA - Basyar Asad pada Kamis (27/05/2021) secara resmi diumumkan sebagai pemenang dalam pemilu Presiden Suriah. Hal itu sesuai dengan penghitungan suara yang diumumkan oleh Kepala Ketua Dewan Rakyat Suriah, Hammouda Sabbagh, dimana hasil ini tidak jauh dari prediksi awal tentang siapa yang akan mejadi Presiden Suriah selanjutnya.
Dalam pernyataan pers, Hammouda mengatakan bahwa Asad berhasil memperoleh 13.540.860 suara warga atau 88,7 persen dari total pemilih 14.239.140 suara. Dikutip dari Arabic.rt.com.
Dengan ini Asad akan kembali memimpin Suriah selama tujuh tahun ke depan sesuai dengan Undang-Undang negara tersebut.
Pemilu Suriah berlangsung pada hari Rabu (26/05) dua hari lalu. Terdapat tiga capres yang maju dalam perbutan kursi presiden tersebut, yaitu Basyar Asad, Abdullah Sallum Abdullah and Mahmoud Ahmad Marei.
Rusia menyambut baik keberhasilan pemilu Suriah. Kementerian Luar Negeri Suriah (Kemenlu) dalam pernyataannya pada Jumat (28/05/2021), menyebutkan bahwa "pemilu Suriah merupakan langkah penting demi terwujudnya stabilitas nasional negara....Khususnya ketika negara sedang berperang dengan sejumlah kelompok bersenjata."
Di waktu yang sama, Rusia juga menyayangkan pernyataan sikap sebagain negara Barat yang menganggap ilegal pemilu yang berlangsung di Suriah.
"Dalam kontek ini kita melihat bahwa pernyataan yang datang dari sebagian negara barat terkait tidak legalnya pemilu ini, bahkan sebelum pemili berlangsung, merupakan sebuah permainan politik yang kotor. Juga merupukan usaha teranyar mereka untuk masuk ke lokal permasalahn rumah tangga negara Suriah," sebut Kemenlu Suriah
Suriah juga mengaskan bahwa idak satu pihakpun berhak untuk mendikte warga Suriah tentang syarat dan jadwal kapan mereka akan memilih pemimpin mereka.
(T.HN/S: Arabic.rt.com)