PM Palestina: Israel Akan Mati Secara Demografis, Jumlah Orang Palestina Melebihi Orang Yahudi di Palestina

“Israel beralih ke jalur politik yang nyata dan serius berdasarkan solusi dua negara, atau akan mati secara demografis, untuk pertama kalinya sejak tahun 1948 jumlah saat orang Palestina lebih banyak dari orang Yahudi sebanyak 200.000 orang. Jika Israel tidak melakukan solusi dua negara, mereka akan seperti model Afrika Selatan, minoritas Yahudi yang memerintah mayoritas Palestina,” kata Muhammad Shtayyeh.

BY Edited Wed,30 Jun 2021,10:20 AM

Yerusalem, SPNA - Perdana Menteri Palestina, Muhammad Shtayyeh, pada Selasa (29/06/2021), menegaskan bahwa Israel akan mati secara demografis, jika tidak menempuh jalur politik yang nyata dan serius berdasarkan solusi dua negara.

“Israel beralih ke jalur politik yang nyata dan serius berdasarkan solusi dua negara, atau akan mati secara demografis, untuk pertama kalinya sejak tahun 1948 jumlah saat orang Palestina lebih banyak dari orang Yahudi sebanyak 200.000 orang. Jika Israel tidak melakukan solusi dua negara, mereka akan seperti model Afrika Selatan, minoritas Yahudi yang memerintah mayoritas Palestina,” kata Muhammad Shtayyeh.

Ia menambahkan bahwa perang di Palestina turut diwakili perang terhadap geografi. Shtayyeh mengungkapkan bahwa ia melihat bagaimana 78 persen dari sejarah Palestina dihancurkan untuk mendukung proyek Zionis dan tanah Tepi Barat dan Jalur Gaza yang tersisa saat ini juga perlahan-lahan dihancurkan dan diambil alih.

“Kita menghadapi perang demografis, yang kita lihat pada tahun 1948, ketika 920 ribu orang Palestina diusir dan desa-desa mereka dihancurkan,” kata Shtayyeh sebagaimana dilansir dari RT Arabic.

Shtayyeh menunjukkan bahwa pendudukan Israel mengobarkan perang “uang” terhadap rakyat Palestina dengan memiskinkan mereka, sehingga penduduk Palestina tidak diberdayakan untuk menghadapi proyek Zionis.

“Perang selanjutnya adalah perang narasi sejarah. Lebih tepatnya, kami tidak berjuang kecuali berdasarkan fakta sejarah. Dalam perang ini penting dari mana kami memulai perang narasi. Orang-orang Ibrani, Yahudi dan orang Israel bukanlah orang yang sama. Ibrani adalah umat Nabi Ibrahim yang melakukan perjalanan menyeberangi sungai ke ke gunung dan Bani Israil adalah anak-anak Nabi Yakub, sedangkan jarak antara Nabi Yakub dan Nabi Musa adalah 1.300 tahun. Antara Bani Israil dan Yahudi ada jarak 1.300, sehingga tidak ada hubungannya Israel dan Yahudi,” kata Shtayyeh.

Ia menjelaskan bahwa Yahudi dalam Taurat Taurat yang kita kenal sekarang ditulis pada tahun 70 SM dan agar tidak kehilangan arah, Zionis mencampurkan narasi sejarah palsu antara Ibrani, Bani Israil, dan Yahudi. Menurut Shtayyeh masalah ini adalah kunci untuk meneliti sejarah akar Zionis dan orang-orang Yahudi yang mengklaim memiliki hak atas tanah Palestina.

“Mereka adalah orang-orang Yahudi Khazar, yang masuk agama Yahudi pada abad keeenam Masehi. Israel, sebagai proyek Zionis adalah peran dan bukanlah negara. Israel adalah negara fungsional. Penjajahan Palestina tidak dimulai dengan gerakan Zionis, melainkan 15 tahun sebelum pendiriannya, koloni ‘Petah Tikva’ sebagai pemukiman pertama didirikan pada tahun 1882,” ungkap Shtayyeh.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir