Polisi Israel Akui Gagal Tangani Aksi Demontrasi Palestina di dalam Negeri

Menurut hasil penyelidikan, pihak polisi akan mengalami kekacauan di lapangan dalam waktu empat hari jika konfrontasi terus berlanjut dengan kecepatan yang sama akibat kurangnya senjata dan peralatan yang memadai, ditambah kurangnya kesiapan kepolisian Israel menghadapi skenario seperti itu.

BY Edited Sun,18 Jul 2021,11:12 AM

Tel Aviv, SPNA - Polisi pendudukan Israel, pada Kamis (15/07/2021), mengakui kegagalan besar dalam menangani aksi demonstrasi Palestina yang terjadi di kota-kota pendudukan di kawasan pedalaman yang dianeksasi selama konfrontasi Saif Al-Quds Mei lalu.

Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, menerbitkan sebagian hasil investigasi internal yang dilakukan oleh polisi pendudukan Israel atas peristiwa perlawanan Saif Al-Quds di dalam daerah pendudukan Palestina pada tahun 1948.

Selama konfrontasi, semua pasukan polisi reguler serta pasukan cadangan dikerahkan untuk terjun menghadapi demontran. Namun, pihak kepolisian tetap kawalahan dan tidak dapat mengendalikan aksi demontrasi.

“Pejabat polisi meminta tentara pendudukan Israel untuk ikut campur karena merasa kewalahan menghadapi intensitas demonstrasi. Namun, dari sudut pandang hokum Israel, tentara tidak dibenarkan untuk ikut campur tangan, sehingga unit dari pasukan penjaga perbatasan dipanggil,” lapor Yedioth Ahronoth, sebagaimana dilansir dari Palinfo.

Menurut hasil penyelidikan, pihak polisi akan mengalami kekacauan di lapangan dalam waktu empat hari jika konfrontasi terus berlanjut dengan kecepatan yang sama akibat kurangnya senjata dan peralatan yang memadai, ditambah kurangnya kesiapan kepolisian Israel menghadapi skenario seperti itu.

Konfrontasi Saif Al-Quds tersebut telah mendorong pihak kepolisian Israel untuk membeli peralatan senilai jutaan shekel, untuk bertahan menghadapi aksi demontrasi dan konfrontasi yang bisa berlangsung selama sekitar satu bulan.

Surat kabar Yedioth Ahronoth menyatakan bahwa konfrontasi di dalam wilayah pendudukan Israel tahun 1948 adalah kondisi yang paling brutal dibandingkan dengan aksi pemberontakan dan demontrasi sebelumnya, hingga polisi pendudukan Israel mencapai titik ketidakmampuannya.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir