Gaza Alami Krisis Obat untuk Pasien Kanker

Setidaknya 50 hingga 60 persen pasien kanker di Gaza memerlukan perawatan mendesak di luar daerah kantong yang terkepung tersebut, termasuk radioterapi, kemoterapi dan pemindaian atom, yang tidak dapat dilakukan di Gaza.

BY Edited Tue,03 Aug 2021,04:10 PM

Gaza, SPNA - Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, pada hari Ahad (01/08/2021), memperingatkan konsekuensi dari blokade Israel yang terus berlanjut. Blokade telah mengakibatkan kelangkaan obat-obatan dan prosedur pengobatan untuk pasien kanker.

“Kekurangan 60% obat-obatan dan prosedur pengobatan untuk pasien kanker melemahkan harapan kesembuhan mereka,” kata dr. Mohammad Abu Nada, kepala departemen onkologi di Rumah Sakit Al-Rantisi di Gaza, dalam konferensi pers bertajuk ‘Menyelamatkan Pasien Kanker’.

"Embargo Israel di Gaza, yang menyebabkan kurangnya obat-obatan dan membatasi mobilitas pasien yang membutuhkan perawatan di Tepi Barat, Yerusalem, atau Israel, mengakibatkan kematian banyak pasien kanker," lanjutnya.

Beliau menambahkan, 50 hingga 60 persen pasien kanker di Gaza memerlukan perawatan mendesak di luar daerah kantong yang terkepung tersebut, termasuk radioterapi, kemoterapi dan pemindaian atom, yang tidak dapat dilakukan di Gaza.

"Mencegah pasien bepergian untuk perawatan di luar Jalur Gaza menyebabkan kematian akibat dampak yang dapat dihindari," katanya.

Dia menyeru masyarakat internasional untuk menekan pendudukan Israel untuk mencabut pembatasan yang diberlakukan pada pergerakan pasien dari Gaza, untuk memungkinkan akses mudah ke rumah sakit yang lengkap di Tepi Barat dan Israel.

(T.RA/S: Gaza Post)

leave a reply