Mangga “Israel” Ganggu Mangga Lokal Gaza

Meskipun produk lokal berkualitas tinggi, minat untuk membudidayakan mangga mulai menurun secara signifikan akibat sulitnya perawatan, kondisi cuaca yang tidak sesuai di sektor ini dan kelangkaan air bersih yang dibutuhkan, serta lamanya masa berbuah.

BY Edited Sun,15 Aug 2021,02:13 PM

Yerusalem, SPNA - Beberapa hari yang lalu, sebagaimana dilansir Palestina Today, pada Sabtu (14/08/2021), musim panen mangga dimulai di Jalur Gaza, di tengah pengurangan signifikan area budidaya dan impor dalam jumlah besar dari pasar Israel.

Rendahnya harga mangga impor mempengaruhi harga produk lokal, yang dijual di dekat perkebunan, yang sebagian besar berlokasi di selatan Kota Gaza.

Dengan rendahnya harga mangga impor yang rata-rata tiga shekel per kilo, mangga lokal berkualitas dijual hanya empat shekel, yang menyebabkan kerugian bagi petani.

Meskipun produk lokal berkualitas tinggi, minat untuk membudidayakan mangga mulai menurun secara signifikan akibat sulitnya perawatan, kondisi cuaca yang tidak sesuai di sektor ini dan kelangkaan air bersih yang dibutuhkan, serta lamanya masa berbuah.

Kepala Departemen Hortikultura Kementerian Pertanian di Gaza, Fadl Al-Jadba, mengatakan bahwa area budidaya manga menurun dari 430 dunum (43 hekatare) tahun lalu menjadi sekitar 326 dunum  (36,2 hektare) saat ini. Lahan ini menghasilkan kurang dari 450 ton per tahun dari beberapa jenis mangga, terutama Maya, Hayden, Kant, Al-Badhari, Al-Naomi, Kumait, dan Tommy.

Al-Jadba mengatakan kepada surat kabar Al-Ayyam bahwa budidaya mangga membutuhkan iklim yang lebih hangat daripada di musim dingin di Jalur Gaza, di samping itu kebutuhan terhadap air tawar, yang kurang di sebagian besar wilayah pertanian di Jalur Gaza, membuat perluasan budidaya mangga menjadi sangat sulit.

Ia menjelaskan, produksi mangga lokal yang mencapai 450 ton hanya mencakup sekitar 10 persen konsumsi tahunan Jalur Gaza, yang berjumlah sekitar 4.500 ton dengan perkiraan 2 kilogram per kapita.

Sebaliknya, Al-Jadba mengatakan, bahwa impor mangga dari Israel tidak mempengaruhi harga produk lokal karena kualitas mangga Jalur Gaza jauh lebih tinggi.

Ia menunjukkan bahwa budidaya mangga di Jalur Gaza terbatas di daerah selatan Kota Gaza, di kawasan 260 dunum dari 326 dunum, dan pada tingkat yang jauh lebih rendah di daerah barat Khan Yunis.

Di samping itu, pertanian Jalur Gaza juga menghadi bahaya lainnya. Pendudukan Israel juga mengontrol luas lahan pertanian di Jalur Gaza, dengan memberlakukan zona penyangga selebar 300 meter di sepanjang pagar pemisah.

Meskipun pihak berwenang Israel mengklaim mengizinkan petani untuk mencapai atau menggarap tanah sejauh 100 meter dari pagar pemisah dengan syarat adanya koordinasi sebelumnya. Namun, pada praktiknya di lapangan membuktikan sebaliknya. Petani Gaza menghadapi bahaya besar ketika mendekati daerah tersebut dan karena itu mereka tidak dapat bekerja secara normal.

Penerapan kebijakan ini tetap berlaku sampai September 2005, ketika pihak berwenang Israel menyatakan bahwa warga Palestina harus tinggal setidaknya 150 meter dari pagar. Pada November 2008, jarak ini diperluas menjadi 300 meter.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir