Tak Kunjung Dibebaskan, 9 Tahanan Palestina di Penjara Israel Melanjutkan Mogok Makan

Saat ini kondisi kesehatan mereka semakin memburuk. Komisi Tahanan menjelaskan bahwa para tahanan sangat kelelahan, menderita sakit kepala dan mengalami penurunan berat badan.

BY Edited Wed,18 Aug 2021,02:53 AM

Tepi Barat, SPNA - Sembilan tahanan Palestina terus melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanan administratif mereka yang tidak adil di penjara-penjara Israel.

Menjelaskan hal di atas, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, pada hari Selasa (17/08/2021), menjelaskan bahwa Salem Ziadat (40 tahun) adalah tahanan yang paling lama melakukan mogok makan, yaitu selama 37 hari.

Hingga 8 Juni, jumlah napi yang mogok makan berjumlah 13 orang. Jumlah ini berkurang pada 12 Juni, yaitu 12 orang, dan kini tersisa 9 napi saja.

Kesembilan tahan tersebut adalah: Akram Fasfous, Ahmad Hamamra, Kayed Fasfous, Yusuf Al-Amer, Alaa Al-A'raj, Fadi Ammour, Salem Zeidat, Mujahed Hamed, dan Ra'fat Darawish.

Saat ini kondisi kesehatan mereka semakin memburuk. Komisi Tahanan menjelaskan bahwa para tahanan sangat kelelahan, menderita sakit kepala dan mengalami penurunan berat badan.

Sekitar 40 tahanan Palestina memulai mogok makan sejak awal 2021, sebagai protes terhadap Israel yang menetapkan penahanan administratif atas mereka.

Penahanan administratif, yang dilakukan tanpa dakwaan atau pengadilan, adalah ilegal menurut hukum internasional. Namun, negara pendudukan menggunakannya untuk menindas rakyat Palestina.

Israel secara rutin menggunakan penahanan administratif untuk menempatkan ribuan warga Palestina di balik jeruji besi. Waktu penahan bisa terjadi beberapa bulan, bahkan beberapa tahun. Tidak ada tuntutan kepada para tahanan, bahkan mereka tidak diberi tahu apa yang dituduhkan, dan tanpa mengungkapkan dugaan bukti kepada mereka atau pengacara mereka.

Maka, mogok makan adalah metode perlawanan tanpa kekerasan yang digunakan para tahanan untuk melindungi hidup mereka dan hak-hak dasar mereka, dan sebagai tanggapan terhadap kebijakan rasis pendudukan yang mereka hadapi di penjara.

Terdapat 4.850 tahanan politik Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Di antara mereka terdapat 540 tahanan administratif yang ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan, 225 tahanan anak dan 41 tahanan wanita.

Pada bulan Juni saja, 615 warga Palestina, termasuk 92 anak di bawah umur dan 24 wanita, ditahan oleh pendudukan Israel, sementara 100 perintah penahanan administratif dikeluarkan.

Pada tahun 2020, pasukan pendudukan Israel menangkap 4.634 warga Palestina, di antaranya 543 anak-anak dan 128 wanita, selain mengeluarkan 1.114 perintah penahanan administratif.

Pada akhir Maret 2021, jumlah tahanan Palestina mencapai 4.450, termasuk 37 wanita, 140 anak-anak, dan 440 tahanan administrasi.

Pada akhir Mei 2021, jumlah tahanan Palestina di penjara Israel mencapai 4.277 orang Palestina, termasuk 435 tahanan administratif.

(T.RA/S: QNN)

leave a reply
Posting terakhir