Israel Berencana Rampas Tanah Palestina untuk Memperluas Permukiman di Qalqilya

Israel berencana untuk memperluas permukiman yang berdekatan dengan Jalan 55 di dekat kota Qalqilya, dengan tujuan pembangunan 5.650 unit hunian di permukiman baru dalam beberapa tahun ke depan.

BY Edited Sat,28 Aug 2021,06:57 AM

Qalqilya, SPNA - Surat kabar Israel, pada Rabu (25/08/2021), mengungkapkan rencana Israel untuk memperluas permukiman yang berdekatan dengan Jalan 55 di dekat kota Qalqilya, dengan tujuan pembangunan 5.650 unit hunian di permukiman baru dalam beberapa tahun ke depan.

Seperti diberitakan Haaretz, pemerintah pendudukan Israel diperkirakan akan meratifikasi perampasan 68 dunum atau 6,8 hektare tanah warga di Qalqilya, untuk kepentingan proyek permukiman yang bertujuan memperluas jalan yang menghubungkan kota Qalqilya dan Nablus, atau yang kerap disebut “Jalan 55”.

Pejabat Arsip Provinsi Qalqilya, Muhammad Abu al-Sheikh, menjelaskan bahwa keputusan ini dikeluarkan pada 2019, termasuk perampasan sekitar 85 dunum tanah Qalqilya dan Habla di selatan provinsi, serta perluasan jalan wilayah tersebut dengan lebar berkisar antara 60-150 meter.

Abu al-Sheikh menunjukkan bahwa jalan tersebut dikenal sebagai “Jalan Pembibitan”, di mana terdapat 14 tempat pembibitan pertanian tersebar di sisi jalannya yang mempekerjakan ratusan pekerja. Di sini, sekitar 500 keluarga Palestina tinggal dan terdapat empat sumur artesis.

Abu al-Sheikh menambahkan bahwa melalui proyek ini, pendudukan Israel bertujuan untuk memutuskan hubungan antara kota Qalqilya dan kota Habla, dengan merebut tanah pertanian di antara kedua kota ini. Mereka juga membuka jalan untuk menghubungkan kota “Kfar Saba” (wilayah pendudukan tahun 1948) dengan permukiman “Alfe Menashe” yang diduduki di atas tanah warga di Qalqilya dan Habla. Dengan ini, pendudukan Israel berupaya untuk menghapuskan kehadiran bangsa Palestina di tanah mereka sendiri.

Ia mencontohkan bahwa 35 warga pemilik lahan dan tempat pembibitan, yang lahannya terancam disita demi proyek permukiman, mengajukan keberatan sejak putusan itu diumumkan. Melalui itu, mereka mampu mengurangi luas tanah yang akan disita menjadi 68 dunum. Ia mencatat bahwa otoritas Israel masih menindaklanjuti dokumen keberatan tersebut.

Abu al-Sheikh menyerukan intervensi mendesak untuk menekan pendudukan Israel agar menghentikan keputusan yang merusak dan berbahaya ini di tanah Palestina.

Pendudukan menargetkan Qalqilya karena merupakan kota terdekat di Tepi Barat di pantai Palestina. Puluhan operasi bunuh diri dan syahid dilancarkan dari Qalqilya selama intifada sebelumnya.

Pendudukan Israel terpaksa membangun barisan permukiman di sekitar kota Qalqilya, di mana sebagian besar tanah penduduk Palestina disita. Mereka membangun jalan-jalan permukiman yang menghubungkan permukiman ini ke tempat yang diduduki, dengan mengorbankan lahan pertanian penduduk Palestina, untuk mencegah ekspansi horizontal pada masa depan.

Sejak menganeksasi kota Qalqilya, sekitar 30.000 dunam (3.000 hektare) telah disita pendudukan Israel. Tanah yang dirampas merupakan tanah terbaik dan paling subur di kawasan. Pendudukan Israel kemudian menggenapkannya dengan merampas tanah pegunungan penduduk Palestina di selatan, utara, dan timur dengan membangun jalan bypass dan memperluas permukiman.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Belum Pernah Terjadi Sebelumnya, Israel Berencana Rampas Tanah Gereja di Yerusalem

“Ini adalah tindakan brutal, yang merupakan serangan langsung dan disengaja terhadap orang Kristen di Tanah Suci Yerusalem, gereja, dan hak-hak sejarah mereka yang dijamin secara internasional di kota Yerusalem, dengan dalih untuk melindungi ruang hijau. Rencana ini melayani agenda ideologis (Yahudi) yang menyangkal status dan hak-hak orang Kristen di Yerusalem,” sebut para pemimpin gereja.