UNICEF: Dalam 2 Bulan Israel Bunuh 9 Anak-anak Palestina dan Lukai 556 Lainnya

Selama agresi terakhir Israel di Jalur Gaza, UNICEF mencatat bahwa Israel menargetkan 116 taman kanak-kanak swasta, 140 gedung sekolah umum mengalami kerusakan. Israel juga melakukan serangan terhadap 41 sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

BY Edited Sat,28 Aug 2021,11:17 AM

Yerusalem, SPNA - Badan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), pada Kamis (26/08/2021), menyatakan bahwa Israel telah membunuh sembilan anak Palestina selama periode 7 Mei hingga 31 Juli tahun ini. Israel juga melukai 556 anak-anak menggunakan peluru tajam dan peluru karet, serta menangkap sedikitnya 170 anak-anak Palestina selama periode yang sama, di Yerusalem diduduki.

Sebagaimana dilansir dari Palinfo, UNICEF memperingatkan dalam sebuah laporan bahwa mereka kesulitan melanjutkan operasi atau layanan dalam mendukung anak-anak Palestina akibat kekurangan anggaran yang cukup besar.

Selama agresi terakhir Israel di Jalur Gaza, UNICEF mencatat bahwa Israel menargetkan 116 taman kanak-kanak swasta, 140 gedung sekolah umum mengalami kerusakan. Israel juga melakukan serangan terhadap 41 sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

UNICEF mencatat selama eskalasi Israel terakhir, kebutuhan bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak meningkat, mencapai 47 juta dolar dengan selisih sekitar 33 juta dolar atau sekitar 68 persen.

Laporan tersebut memperingatkan semakin memburuknya kondisi kemanusiaan akhir-akhir ini akibat meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur, eskalasi di Jalur Gaza pada Mei 2021, terus berlanjutnya penyebaran pandemi Covid-19, dan hal kondisi ini semakin diperumit dengan krisis keuangan.

UNICEF mencatat bahwa akses air minum yang sehat dan sistem sanitasi masih menjadi permasalahan utama sehari-hari bagi banyak penduduk di Jalur Gaza.

UNICEF menunjukkan bahwa eskalasi yang meningkat di Jalur Gaza telah menyebabkan kerusakan pada 290 infrastruktur air, sanitasi, kebersihan, dan pemadaman listrik.

“Pembatasan masih dikenakan pada barang kebutuhan rekonstruksi, mata pencaharian dan layanan dasar yang diperlukan. Pada akhir Juli, pintu penyeberangan Kerem Shalom menuju Jalur Gaza hanya dibuka untuk barang-barang penting tertentu dan barang-barang kemanusiaan juga terbatas,” lapor UNICEF.

Laporan UNICEF menekankan bahwa penyaluran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza tetap menjadi sumber utama keprihatinan. Hal ini disebabkan penurunan signifikan tersedianya bahan baku dasar di pasar lokal, dan kebutuhan mendesak untuk mengimpor beberapa bahan tersebut, terutama untuk permasalahan air, sanitasi, proyek-proyek kebersihan umum, dan proyek-proyek rekonstruksi lainnya yang sangat terpengaruh.

Sementara itu, UNICEF menyebut bahwa tantangan berikutnya adalah berlanjutnya larangan masuk terahadap barang-barang khusus tertentu ke Jalur Gaza, sehingga menghambat transportasi barang-barang penting yang mempengaruhi kinerja operasi maupun pemeliharaan fasilitas air, sanitasi, infrastruktur penting lainnya, dan pembangkit listrik satu-satunya di Jalur Gaza.

Proses panjang impor bahan-bahan tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi pengiriman bantuan kemanusiaan yang tepat waktu.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir