Eropa untuk Yerusalem: 90 Penduduk Palestina Ditangkap dan 20 Penghancuran Terjadi selama Agustus

Dalam laporan bulanannya dalam memantau serangan Israel di Yerusalem, yayasan ini mencatat tindakan tentara Israel atas 393 pelanggaran yang dilakukan melalui 13 pola pelanggaran hak asasi manusia, terutama terjadi dalam bentuk serangan dan penangkapan.

BY Edited Sat,04 Sep 2021,12:12 PM

Yerusalem, SPNA - Data yang dikumpulkan Yayasan Masyarakat Eropa untuk Yerusalem, sebagaimana dilansir dari Palinfo, pada Kamis (02/09/2021), menunjukkan bahwa pasukan pendudukan Israel terus melanjutkan serangan dan kebijakan eskalasi di kota Yerusalem yang diduduki, selama Agustus 2021.

“Mereka (pasukan Israel) mencoba untuk memaksakan Yahudisasi dan membangun pemukiman, sambil terus melanjutkan pelanggaran hak asasi manusia terhadap penduduk Palestina,” sebut Yayasan Masyarakan Eropa untuk Yerusalem.

Yayasan Masyarakat Eropa untuk Yerusalem merupakan badan koordinasi aliansi antara puluhan lembaga yang bekerja untuk perjuangan Palestina dan lembaga-lembaga lain yang mendukung hak-hak Palestina di seluruh benua Eropa.

Dalam laporan bulanannya dalam memantau serangan Israel di Yerusalem, yayasan ini mencatat tindakan tentara Israel atas 393 pelanggaran yang dilakukan melalui 13 pola pelanggaran hak asasi manusia, terutama terjadi dalam bentuk serangan dan penangkapan.

Selama bulan Agustus, laporan tersebut mendokumentasikan 30 insiden penembakan dan serangan langsung oleh pasukan pendudukan Israel di lingkungan Yerusalem yang diduduki. Serangan ini mengakibatkan tiga penduduk Palestina mengalami cedera akibat terkena peluru tajam, salah satunya merupakan penyandang cacat. Serangan ini juga mengakibatkan puluhan lainnya mengalami sesak napas.

Laporan tersebut juga mendokumentasikan bahwa pasukan pendudukan melakukan 101 serangan ke sejumlah kota dan desa Yerusalem, di mana 90 warga sipil, termasuk 16 anak-anak, dan seorang wanita, ditangkap, sedangkan 27 lainnya dipanggil tentara pendudukan.

Masyarakat Eropa untuk Yerusalem memantau aksi 20 penghancuran dan pemberitahuan pembongkaran fasilitas penduduk Palestina oleh pasukan pendudukan, yang mengakibatkan penghancuran 23 rumah, 10 di antaranya dihancurkan sendiri setelah ancaman dari pasukan Israel. Penghancuran ini juga termasuk 19 fasilitas, termasuk 16 toko dan lahan pertanian. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menggusur penduduk Palestina di Yerusalem dan mengubah karakter kota suci yang diduduki tersebut.

Selama Agustus, Yayasan ini memantau 4 keputusan pendudukan Israel. Melalui keputusan tersebut pasukan pendudukan berusaha untuk memaksakan ketentuan yang harus diterima penduduk Palestina di Bab al-Amoud dan memaksakan serbuan pemukim ke dalam Masjid Al-Aqsha.

Hal yang paling menonjol dari keputusan ini adalah dimulainya pelaksanaan rencana pembangunan lingkungan pemukiman baru di tanah Bandara Internasional Yerusalem yang ditinggalkan di desa Qalandia, dan mulainya Yayasan Dana Nasional Yahudi untuk mendaftar ribuan pembangunan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Langkah-langkah ini dapat mengakibatkan pengusiran penduduk Palestina dari beberapa kawasan ini. Hal yang cukup menonjol lainnya adalah pembangunan taman di tanah Karam al-Mufti di Sheikh Jarrah, sebagagi fasilitas bagi pos permukiman Yahudi terdekat.

“Pada peringatan 51 tahun pembakaran Masjid Al-Aqsha, masjid ini masih menjadi target Israel, melalui serangan berulang-ulang yang dilakukan pasukan pendudukan Israel dan pemukim di satu sisi, dan operasi untuk mencegah rekontruksi kompleks masjid dan pencegahan kedatangan jamaah muslim di sisi lain,” sebut Yayasan Masyarakat Eropa untuk Yerusalem.

Selama bulan Agustus ini, 3.597 pemukim Israel berpartisipasi dalam penyerbuan Masjid Al-Aqsha, yang dilakukan selama 23 hari, dengan dua kali per hari.

Polisi pendudukan Israel terus menerapkan kebijakan deportasi dari Masjid Al-Aqsha atau kota Yerusalem. Mereka mengeluarkan 17 keputusan deportasi penduduk Palestina.

Para pemukim Israel juga terus melakukan serangan terhadap penduduk Palestina Yerusalem yang diduduki.

Selama Agustus ini, yayasan ini Eropa mendokumentasikan 3 serangan yang dilakukan oleh pemukim, termasuk penyerangan, penembakan, dan penyerangan terhadap penduduk Palestina, yang menyebabkan cedera serius pada seorang penduduk.

Pasukan pendudukan Israel melanjutkan serangan terhadap kebebasan publik, dan menghalangi aktifitas awak media dan menyulitkan kerja jurnalistik di Yerusalem. Selama Agustus ini, laporan tersebut memantau tiga kasus pelanggaran kebebasan, yang dilakukan dengan menghentikan acara nyanyi di Kota Tua, menyerbu pesta pernikahan karena lagu-lagu patriotik, dan menyerahkan keputusan larangan bepergian.

“Aktifitas serangan Israel yang terus berlanjut di Yerusalem dan upaya untuk mengubah identitas Yerusalem, sangat membutuhkan tindakan langsung komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran ini, yang termasuk dalam kejahatan pembersihan etnis,” ungkap direktur Yayasan Masyarakat Eropa untuk Yerusalem, Mohamed Hannoun.

Mohamed Hannoun menunjukkan bahwa selama beberapa dekade terakhir, kebijakan kekerasan Israel yang dipraktikkan oleh keputusan politik resmi Israel tidak berhenti.

Ia memperhatikan bahwa serangan lanjutan terhadap Masjid Al-Aqsha pada peringatan 52 tahun pembakarannya menunjukkan kriminalitas yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap masjid dan seluruh kota Yerusalem, yang penduduk aslinya menghadapi bentuk diskriminasi rasial terburuk di era modern.

Mohamed Hannoun menekankan bahwa pelecehan dan agresi yang dilakukan terhadap masjid dan penduduk Yerusalem semakin meningkatkan kepercayaan Yayasan Masyarakat Eropa untuk Yerusalem pada kebenaran tujuan mereka. Hal ini semakin memperkuat hubungan yayasan dan komunitas muslim dengan kiblat pertama mereka, serta menolak segala upaya untuk memaksakan pembagian temporal atau spasial di Yerusalem.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir