Tokyo, SPNA - Komite Olimpiade Internasional, Selasa (07/09/2021), mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan hukuman berat kepada pejudo Aljazair, Fathi Nourine (30 tahun), dan pelatihnya, Ammar Ben Yakhlef, setelah ia menolak untuk bertanding dengan pemain Israel di Olimpiade "Tokyo 2020".
Keputusan tersebut merupakan pukulan telak bagi Nourine. Ia hampir dipastikan harus mengakhiri karirnya sebagai atlet judo.
Jawara Afrika di kelas kurang dari 73 kg itu, sesuai keputusan Komite Olimpiade, dilarang untuk tampil di seluruh kompetisi resmi, selama 10 tahun.
Dalam sebuah postingan Twitter, Nourine menuliskan, "Saya dikorbankan untuk menjadi ancaman bagi atlet lain agar tidak mundur ketika dihadapkan dengan atlet Zionis di masa depan."
Noreen mengungkapkan keterkejutannya atas hukuman tersebut. Ia tidak pernah berfikir bahwa akan menerima hukuman seberat itu. Ia meminta Pemerintah Aljazair agar memberikan pembelaan kepadanya.
Hukuman tersebut mulai berlaku pada tanggal 23 Juli tahun ini. Nourine dan pelatihnya masih memiliki hak untuk mengajukan banding, dalam waktu 21 hari sejak keputusan tersebut diterimanya.
Perlu dicatat, Fethi Nourine akhir Juli lalu, menarik diri dari kompetisi Olimpiade Tokyo 2020, karena harus berduet dengan atlet berkebangsaan Israel.
Kisah pengunduran diri atlet Arab ketika berhadapan dengan duta Israel bukan pertama kali ini terjadi di dunia olahraga. Aksi pengunduran diri para atlet seperti ini sudah terjadi sejak tahun 1991.
Salah satu media Israel Yedioth Ahronoth, menanggapi fenomena tersebut menuliskan, "Arab telah menjadian kita sebagai lulucon ketika mereka menolak bermain dengan atlet kita, terdapat banyak sekali kertas dan tinda perjanjian damai, namun di mata atlet Arab, negara Israel tetap tidak pernah ada."
(T.HN/S: i24news.tv)