Yerusalem, SPNA - Tentara pendudukan Israel, pada Rabu (15/09/2021), menyerbu Masjid Ibrahimi di Hebron dengan sepatu dan mengusir para jamaah.
Jemaah dan karyawan masjid dikejutkan serbuan tentara pendudukan, yang memaksa mereka untuk mengungsi dari masjid. Masjid Ibrahimi kemudian ditutup.
Pasukan pendudukan Israel juga memukuli sopir Direktorat Wakaf, Magdi Salah, dan memukuli Raed Masouda. Pasukan Israel memaksa mereka keluar dari masjid.
Otoritas pendudukan Israel, pada minggu lalu mengeluarkan keputusan untuk menutup koridor dan halaman masjid, serta memperketat prosedur di pintu masuk ke Kota Tua Hebron. Otoritas pendudukan Israel mengklaim demi mengamankan pemukim Israel di hari perayaan hari raya Yahudi “sepuluh hari”.
Otoritas pendudukan Israel secara bertahap berencana merebut Masjid Ibrahimi dan kawasan sekitarnya melalui penerapan sejumlah prosedur ketat terhadap para jamaah muslim Palestina. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap kesucian tempat suci Islam di mana umat Islam menjalankan ritual keagamaan mereka, melanggar aspek ideologis, dan melanggar norma internasional dan agama samawi.
Otoritas pendudukan Israel baru-baru ini mulai membangun lift listrik bagi pemukim Yahudi di Masjid Ibrahimi, yang memotong 91 meter sebagai ruang untuk lift dan 300 meter sebagai koridor dan ruang luar untuk pembangunan lift tersebut. Pembangunan ini dilakukan untuk memudahkan para pemukim Yahudi menyerbu masjid.
Akhir-akhir ini, seruan bagi semua warga untuk berkumpul dan berdoa di Masjid Ibrahimi, meningkat di kalangan penduduk Palestina. Hal ini dilakukan demi melindungi Masjid Ibrahimi dari upaya Yahudisasi. Sejumlah seruan disebarkan untuk mendesak penduduk Palestina melaksanakan salat Subuh dan mengunjungi masjid dalam jumlah besar.
Otoritas pendudukan Israel menerapkan pembagian temporal dan spasial di Masjid Ibrahimi setelah aksi pembantaian yang dilakukan ekstrimis Yahudi terhadap jamaah muslim yang melakukan salat Subuh di Masjid Ibrahimi pada tahun 1994. Dalam insiden tersebut, 50 penduduk Palestina meninggal dunia, dengan dengan 29 di antaranya meninggal di dalam masjid.
Otoritas pendudukan Israel kemudian membagi Masjid Ibrahimi untuk orang Yahudi dan Muslim, mencegah Muslim melakukan salat pada hari libur Yahudi, tapi memberi izin penuh kepada pemukim Yahudi untuk melakukan salat atau berdoa.
Awal bulan lalu, otoritas pendudukan Israel mulai melaksanakan proyek Yahudisasi di atas lahan seluas 300 meter persegi halaman Masjid Ibrahimi dan berbagai fasilitasnya, termasuk pemasangan lift listrik, untuk memfasilitasi serbuan pemukim Israel. Israel telah mengalokasikan dua juta syekel dalam pembiayaan proyek tersebut.
Proyek pemukiman Israel mengancam penempatan kuasa pendudukan pada sejumlah situs bersejarah di dekat Masjid Ibrahimi dan pecabutan kuasa bangunan dan perencanaan dari Kotamadya Hebron.
Pendudukan Israel berusaha memberikan karakteristik Yahudi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Palestina, setelah studi ilmiah dan sejarah telah membuktikan ketidakabsahan narasi Yahudi tentang haknya di Palestina. Pendudukan Israel kemudian memalsukan sejarah dan warisan Palestina demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Israel di tanah Palestina.
(T.FJ/S: Palinfo)