Yordania Kutuk Pelanggaran Terus-menerus Israel di Al-Aqsha

Abu Al-Ful menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsha yang diberkahi dengan luas 144 dunum atau 14.4 hektare merupakan tempat ibadah yang sah dan murni hanya bagi umat Islam.

BY Edited Sat,18 Sep 2021,12:08 PM

Yerusalem, SPNA - Kementerian Luar Negeri Yordania, pada Kamis (16/09/2021), mengutuk pelanggaran yang terus-menerus yang dilakukan Israel di Masjid Al-Aqsha.

“Tindakan Israel terhadap masjid tidak bisa diterima dan terkutuk. Ini merupakan pelanggaran serius terhadap status quo sejarah dan hukum, hukum internasional dan kewajiban Israel sebagai kekuasaan pendudukan di Yerusalem Timur,” kata juru bicara resmi kementerian, Haitham Abu Al-Ful.

Abu Al-Ful menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsha yang diberkahi dengan luas 144 dunum atau 14.4 hektare merupakan tempat ibadah yang sah dan murni hanya bagi umat Islam.

Ia menekankan bahwa Departemen Wakaf Yordania untuk Yerusalem dan Urusan Masjid Al-Aqsha adalah badan hukum yang memiliki yurisdiksi eksklusif untuk mengelola semua urusan tempat suci, dan untuk mengatur izin masuk ke dalamnya.

Abu al-Ful meminta pihak berwenang Israel untuk menghentikan pelanggaran, menghormati kesucian masjid, menghormati status quo hukum dan sejarah, serta menghormati otoritas Departemen Wakaf Yordania untuk Yerusalem dan Urusan Masjid Al-Aqsha.

Pada Kamis, puluhan pemukim Yahudi menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha dengan penjagaan ketat polisi pendudukan Israel, yang bertepatan dengan Youm Kippur atau Hari Penebusan Yahudi.

Para pemukim Yahudi menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha, mengenakan pakaian ritual hari suci mereka, sambil menerima penjelasan Taurat tentang kuil Yahudi di tempat tersebut.

Kelompok Organisasi Kuil dan organisasi ekstremis Yahudi menyerukan penduduk Yahudi Israel untuk mengintensifkan serbuan ke dalam Masjid Al-Aqsha, selama periode Hari Penebusan Yahudi, yang dimulai pada Rabu.

Kelompok-kelompok ekstremis tersebut berencana untuk memanfaatkan hari raya Yahudi dalam agenda “Pembentukan Kuil secara Maknawi”, dengan memaksakan ritual Taurat di kompleks Masjid Al-Aqsha, yang telah dijadikan sebagai tujuan utama mereka sejak 2019.

Pendudukan Israel berusaha memberikan karakteristik Yahudi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Palestina, setelah studi ilmiah dan sejarah telah membuktikan ketidakabsahan narasi Yahudi tentang haknya di Palestina. Pendudukan Israel kemudian memalsukan sejarah dan warisan Palestina demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Israel di tanah Palestina.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir