Yerusalem, SPNA - Analis militer di surat kabar Hebrew Walla, Amir Bukhbut, pada Senin (20/09/2021), mengatakan bahwa kasus pelarian enam tahanan dari penjara Gilboa akan meningkatkan nilai kesepakatan masa depan antara Israel dan Hamas.
“Opini publik Palestina tengah disibukkan dengan permasalahan tersebut, yang akan meningkatkan nilai kesepakatan masa depan antara kedua belah pihak,” sebut Boukhbut, sebagaimana dilansir dari Palinfo.
Dalam permasalahan yang terkait, ia turut menyinggung masalah penembakan yang terjadi beberapa kali di kawasan militer Israel.
“Apa yang terjadi dalam dua minggu terakhir, banyak terlihat pria bersenjata di Nablus, Jenin, dan Hebron, terutama kasus penembakan di pos pemeriksaan Al-Jalama, tidak bisa diabaikan,” sebut Boukhbut.
Menurutnya, sumber keamanan Israel sedang berdiskusi tentang ketidakmungkinan terus mengabaikan permasalahan tersebut di wilayah Tepi Barat dan sejumlah tempat di mana pelaksanaan operasi diperlukan, terutama di sejumlah titik-titik kekerasan, seperti yang telah terlihat dalam beberapa bulan terakhir.
Boukhbut menekankan bahwa tingginya jumlah korban tewas dan terluka di pihak Palestina akan mendorong militan dan pejuang Palestina untuk melakukan operasi pembalasan, selama masa Hari Raya Yahudi saat ini, di mana banyak penduduk Israel melakukan perjalanan di wilayah Tepi Barat.
Sejak kasus pelarian diri narapidana Palestina dari penjara Gilboa dan tindakan kekerasan yang semakin keras yang dilakukan Israel terhadap narapidana Palestina di berbagai penjara Israel sebagai hukuman kolektif atas kasus Gilboa, demontrasi dan bentrokan di berbagai kawasan di Tepi Barat meluas.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan kantor media Hamas di Tepi Barat mencatat terjadi sebanyak 641 aksi perlawanan di 123 titik konfrontasi di sejumlah wilayah Tepi Barat dan Yerusalem sejak operasi “Terowongan Kebebasan” di mana enam narapidana Palestina melarikan diri dari Penjara Gilboa, sampai pada Rabu malam (15 September).
Laporan tersebut menghitung sebanyak 193 konfrontasi terjadi dengan pasukan pendudukan Israel dan terjadi sebanyak 170 demonstrasi sebagai bentuk solidaritas dan dukungan bagi para tahanan Palestina.
Berdasarkan laporan Hamas, selama masa tersebut terjadi peningkatan jumlah penembakan, yang mencapai sebanyak 25 penembakan, di mana para pejuang perlawanan Palestina menargetkan berbagai titik pasukan pendudukan Israel, terutama di pos pemeriksaan militer Al-Jalama, timur laut Jenin.
Provinsi Hebron, Yerusalem, dan Jenin mencatat kasus tertinggi operasi perlawanan perlawanan Palestina, di mana terjadi sebanyak 139 aksi perlawanan di Hebron, 98 di Yerusalem, dan 94 operasi perlawanan di Jenin.
(T.FJ/S: Palinfo)