Pemukim Yahudi Serbu dan Kibarkan Bendera Israel di Kompleks Al-Aqsa

Raed Dana menjelaskan bahwa aksi penyerbuan pemukim Yahudi Israel tersebut merupakan bentuk dari serangkaian pelanggaran yang bertujuan untuk melikuidasi identitas atau upaya melakukan yahudisasi Masjid Al-Aqsha.

BY Edited Tue,28 Sep 2021,11:50 AM

Yerusalem, SPNA – Sejumlah sumber Yerusalem, sebagaimana dilansir dari Palinfo, bahwa pemukim Yahudi dalam jumlah besar menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha dan melakukan ritual Talmud di bawah perlindungan ketat pasukan pendudukan Israel.

Pemukim Yahudi melakukan pelanggaran baru dan serius dengan mengibarkan bendera pendudukan Israel di halaman Masjid Al-Aqsha.

Dalam minggu kedua, kelompok pemukim Israel terus melanjutkan serangan intensif ke halaman Masjid Al-Aqsha, dengan dalih hari raya Yahudi. Pada hari Minggu kermarin, penyerbuan pemukim Israel mencapai 1.024 pemukim.

Kelompok pemukim melakukan ritual Talmud secara terbuka di Bab al-Silsila, salah satu gerbang Masjid Al-Aqsha, secara provokatif.

Dalam konteks terkait, pasukan pendudukan Israel terus menerus mengganggu jamaah muslim Palestina di Al-Aqsa, di mana mereka menangkap seorang pemuda ketika sedang melakukan salat di halaman Al-Aqsa, di saat serbuan para pemukim.

Direktur Departemen Naskah di Masjid Al-Aqsa, peneliti Radwan Amr, mengatakan bahwa serbuan pemukim Israel sudah ada pada level membahayakan, di mana para pemukim mereka mengibarkan bendera pendudukan Israel. Pembatasan juga diberlakukan bagi jemaah muslim dan pelarangan melaksanakan salat di halaman Al-Aqsa ketika para pemukim Yahudi menyerbu kompleks suci tersebut.

Departemen Wakaf Islam Yerusalem mengatakan bahwa pendudukan Israel mengubah situasi Masjid Al-Aqsha menjadi seperti barak militer lengkap dan situasi di dalamnya sangat buruk, di mana serbuan pemukim Yahudi secara besar-besaran terjadi.

Seorang ahli urusan Yerusalem, Raed Dana, meminta keluarga muslim Palestina di kota Yerusalem untuk mengintensifkan ziarah ke Masjid Al-Aqsa, dengan memasukkan waktu ziarah bersamaan dengan penyerbuan harian pemukim Israel ke masjid.

Raed Dana menjelaskan bahwa aksi penyerbuan pemukim Yahudi Israel tersebut merupakan bentuk dari serangkaian pelanggaran yang bertujuan untuk melikuidasi identitas atau upaya melakukan yahudisasi Masjid Al-Aqsha.

Para pemukim Israel masuk tanpa izin ke dalam kompleks Al-Aqsha untuk membersihkan identitas Masjid Al-Aqsha dan Palestina.

“Selain datang untuk melaksanakan ritual ibadah dan berdoa berjamaah di halaman masjid, mereka juga datang untuk memasukkan simbol-simbol Taurat di Masjid Al-Aqsha,” ujar Raed Dana.

Kelompok ekstremis Yahudi Israel sebelumnya telah berulang kali mengeluarkan seruan untuk melakukan serangan dalam skala besar, selama bulan September, dalam masa hari raya Yahudi.

Penyerbuan pemukim Yahudi terjadi dalam dua waktu, pada pagi hari dan setelah salat Zuhur, melalui Gerbang Mughrabi di Tembok Barat Al-Aqsa, dengan perlindungan dan pengawalan ketat pasukan pendudukan Israel.

Aksi penyerbuan ini sebagai bagian dari program berkala yang bertujuan mengubah realitas di Tanah Suci Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha.

Berdasarkan laporan berkala yang dikeluarkan oleh kantor media Hamas di Tepi Barat, jumlah pemukim Yahudi Israel yang menyerbu Masjid Al-Aqsha selama bulan Agustus mencapai 2309 jiwa, sementara itu satu jamaah muslim Palestina diusir dari kompleks Al-Aqsha.

Jumlah serangan terhadap tempat-tempat ibadah dan tempat-tempat suci pada bulan lalu mencapai sekitar 28 kali serangan, sementara pasukan pendudukan Israel terus memberikan perlindungan kepada ribuan pemukim Yahudi yang menyerbu Al-Aqsha selama periode yang sama.

Kelompok Organisasi Kuil dan organisasi ekstremis Yahudi telah menyerukan penduduk Yahudi Israel untuk mengintensifkan serbuan ke dalam Masjid Al-Aqsha, sejak Hari Yom Kippur, pada minggu lalu.

Kelompok-kelompok ekstremis tersebut berencana untuk memanfaatkan hari raya Yahudi dalam agenda “Pembentukan Kuil secara Maknawi”, dengan memaksakan ritual Taurat di kompleks Masjid Al-Aqsha, yang telah dijadikan sebagai tujuan utama mereka sejak 2019.

Pendudukan Israel berusaha memberikan karakteristik Yahudi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Palestina, setelah studi ilmiah dan sejarah telah membuktikan ketidakabsahan narasi Yahudi tentang haknya di Palestina. Pendudukan Israel kemudian memalsukan sejarah dan warisan Palestina demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Israel di tanah Palestina.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply