Brussel, SPNA - Uni Eropa, pada Senin (25/10/2021), meminta Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman dan menarik kembali tender pembangunan sekitar 1.300 rumah baru di sejumlah pemukiman di Tepi Barat, yang telah diajukan pada akhir pekan lalu.
“Permukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional dan merupakan hambatan besar bagi implementasi solusi dua negara dan pembentukan perdamaian yang adil, abadi, dan komprehensif antara kedua belah pihak,” sebut juru bicara Uni Eropa.
Juru bicara Uni Eropa menunjukkan bahwa Uni Eropa telah secara konsisten menjelaskan bahwa mereka tidak akan mengakui perubahan apa pun pada perbatasan pra-1967 dan status Yerusalem.
Sebelumnya, pada Minggu Kemarin, Otoritas Israel menerbitkan tender pembangunan rumah baru di sejumlah pemukiman di Tepi Barat, di mana Palestina ingin negara masa depan mereka bermarkas.
Kementerian Konstruksi dan Perumahan Israel, pada Minggu (24/10/2021), telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerbitkan tender untuk pembangunan 1.355 unit rumah baru di Yudea dan Samaria (istilah yang digunakan oleh Pemerintah Israel yang merujuk pada Tepi Barat yang diduduki).
Menurut pernyataan kementerian, unit permukiman baru ini akan didistribusikan di tujuh permukiman, termasuk Areel (729 unit), Beit El (346 unit), dan Elkana (102 unit).
Mengomentari rencana baru tersebut, Menteri Perumahan Israel, Ze'ev Elkin, menekankan bahwa memperkuat kehadiran Yahudi di Yudea dan Samaria adalah fundamental bagi visi Zionis.
Data dari organisasi hak asasi manusia Israel, Peace Now, menunjukkan bahwa saat ini ada sekitar 666.000 pemukim Israel, yang tersebar di sebanyak 145 permukiman besar, dan 140 pusat permukiman lainnya (secara tanpa izin) di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.
(T.FJ/S: RT Arabic)