Tel Aviv, SPNA - Tim Kerja Kementerian Pertahanan Otoritas Pendudukan Israel, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Senin (03/01/2021), bekerja sama dengan Otoritas Penjara dan Kementerian Dalam Negeri, memulai fase pengerjaan proyek untuk membentengi penjara Gilboa di dekat Beit She’an.
Pengerjaan proyek ini dilakukan untuk mencegah narapidana Palestina kabur, sebagaimana yang terjadi beberapa bulan sebelumnya, di mana enam tahanan Palestina melarikan diri.
Channel 7 Israel melaporkan bahwa Divisi Konstruksi dan Rehabilitasi di Kementerian Pertahanan, pada Senin, mulai memompa bahan bangunan khusus untuk mengisi ruang kosong di bawah penjara.
“Ini dilakukan agar proses pelarian diri tidak terulang,” sebut Channel 7 Israel, sebagaimana dilansir Palinfo.
Channel 7 juga menyebutkan bahwa sejumlah mobil tanker kontruksi mulai mengisi bahan bangunan khusus di daerah bawah penjara, dengan jumlah sekitar 1200 semen gelas, untuk mengisi ruang yang cacat atau kosong di penjara, yang memungkinkan tahanan melarikan diri.
Pada 6 September 2021 silam, enam narapidana Palestina melarikan diri dari Gilboa, penjara Israel dengan sistem keamanan tinggi. Mereka kabur melalui terowongan yang digali dari sel tahanan mereka ke luar penjara. Empat dari keenam narapidana tersebut ditangkap kembali setelah beberapa hari, tetapi dua lainnya ditangkap setelah sekitar dua hari minggu kemudian.
Pada saat narapidana Palestina tersebut melarikan diri dari penjara Gilboa, pasukan pendudukan Israel mengirim ribuan anggota dinas keamanan, unit pasukan khusus, dan tim pelacak. Mereka juga menggunakan drone dan berbagai teknologi canggih untuk melacak para narapidana yang melarikan diri tersebut.
Polisi pendudukan Israel menyebutkan bahwa bahwa biaya pencarian keenam tahanan yang melarikan diri merupakan yang tertinggi dalam sejarah Israel, di mana angkanya melebihi 30 juta dolar Amerika, dengan biaya harian proses pencarian berkisar antara 3 sampai 6 juta dolar.
(T.FJ/S: Palinfo)
