Laporan: Sejak Awal Tahun 2022, 40 Penduduk Palestina Dibunuh Israel

Sejak awal April ini saja, sebanyak sembilan penduduk Palestina meningggal dunia akibat ditembak Israel, 20 orang pada bulan Maret, enam orang pada Februari, dan lima orang pada bulan Januari.

BY 4adminEdited Tue,12 Apr 2022,02:25 PM

Ramallah, SPNA - Menurut data, sampai dengan dikeluarkan laporan ini, pada Senin (11/04/2022), sebanyak 40 penduduk Palestina, mulai dari Tepi Barat dan kawasan pendudukan Palestina 1948, termasuk 10 orang dari Jenin, meninggal dunia akibat ditembak pasukan pendudukan Israel selama konfrontasi dan bentrokan yang terjadi sejak awal tahun 2022 ini.

Sejak awal April ini saja, sebanyak sembilan penduduk Palestina meningggal dunia akibat ditembak Israel, 20 orang pada bulan Maret, enam orang pada Februari, dan lima orang pada bulan Januari.

Pada Senin (11 April), Muhammad Hussein Zakarneh (17 tahun), dari kawasan timur Jenin, meninggal dunia setelah ditembak oleh pasukan pendudukan. Penembakan terjadi ketika pasukan pendudukan Israel menyerbu dan menyisir kota di kawasan utara Tepi Barat utara.

Hari Minggu (10 April), merupakan hari berdarah di Palestina. Tiga penduduk Palestina, termasuk dua perempuan, meninggal dunia.

Ghada Ibrahim Ali Sabateen, yang berasal dari Betlehem, meninggal dunia setelah tentara pendudukan Israel menembaknya secara langsung di kota Husan. Ghada berusia empat puluhan tahun dan berasal dari desa Husan, sebelah barat Betlehem. Ia merupakan seorang janda dan ibu dari enam anak.

Pada hari yang sama, Maha Kazem Awad Al-Za’tari (24 tahun), yang berasal dari daerah Abu Da’jan di Hebron, meninggal dunia.  Al-Za’atari ditembak oleh tentara pendudukan Israel di dekat Masjid Ibrahimi, di mana ia dibiarkan berdarah sampai mati.

Pada malam hari, masih di hari yang sama, Muhammad Ali Ghoneim (21 tahun), meninggal dunia akibat luka serius setelah ditembak pasukan pendudukan Israel di kota Al-Khader, selatan Betlehem.

Sejumlah sumber lokal menunjukkan bahwa Ghoneim, tertembak di punggung yang tembus hingga ke dada. Ia dibawa ke Rumah Sakit Al-Yamamah di Al-Khader, untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan, tetapi ia meninggal dunia.

Sebelumnya, pada Sabtu (9 April), Ahmed Al-Saadi (23 tahun), meninggal dunia dalam bentrokan bersenjata dengan pasukan pendudukan Israel di kota Burqin di Jenin.

Bentrokan itu terjadi setelah meninggalnya Raad Fathi Hazem (29 tahun), yang berasal dari kamp pengungsi Jenin, setelah melakukan operasi “Tel Aviv”, yang menewaskan tiga pemukim Israel dan melukai 12 pemukim lainnya.

Pada awal April, sebanyak empat pemuda Pemuda yang berasal dari Jenin, Tulkarm, dan Hebron meninggal dunia, yaitu Saeb Abhara dari kota Al-Yamun; Khalil Tawalbeh dari kamp pengungsi Jenin; Saif Abu Libda dari kamp Nur Shams, Tulkarm; dan Ahmad Younis Al-Atrash dari Hebron.

Selama bulan Maret, laporan berkala terkait aksi pelanggaran otoritas pendudukan Israel di Tepi Barat yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi Palestina “Mo3ta” mendokumentasikan sebanyak 20 penduduk sipil Palestina meninggal dunia, dan sebanyak 612 lainnya luka-luka, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang tua.

Pada 31 Maret, tiga pemuda Palestina meninggal dunia: Sanad Muhammad Abu Attia (17 tahun) dan Yazid Nidal Al-Sa’adi (23 tahun) dalam bentrokan di Jenin, serta Nidal Juma’a Ja’fara (30 tahun) dari Tarqumiyah setelah melakukan operasi penusukan di Ezion.

Pada 29 Maret, Diaa Hamarsheh, yang berasal dari Jenin, meninggal dunia pada 29 Maret, setelah melakukan operasi komando di Tel Aviv, di mana sebanyak lima pemukim Israel tewas dan melukai enam orang lainnya.

Pada 27 Maret, Ibrahim dan Ayman Agbariya, dari Umm Al-Fahm, meninggal dunia dalam operasi komando di kota Hadera, yang menyebabkan terbunuhnya dua tentara dan melukai 12 lainnya.

Pada 22 Maret, Mujahid Muhammad Abu Al-Qia’an (34 tahun), dari Hura, di Negev yang diduduki, meninggal dunia, setelah melakukan operasi tabrak lari dan aksi penusukan yang menewaskan empat gerombolan pemukim Israel dan melukai dua orang di kota Bersyeba yang diduduki.

Pada 15 Maret, Sanad Salem Al-Harbed (27 tahun), yang berasal dari Rahat, Alaa Muhammad Shaham yang berasal kamp Qalandia, dan Nader Haitham Rayan (17 tahun) yang berasal kamp Balata, meninggal dunia setelah ditembak pasukan pendudukan Israel.

Pada 1 Maret, Ammar Abu Afifa yang berasal dari kamp Al-Arroub, meninggal dunia akibat peluru Israel di Betlehem. Sedangkan dua lainnya, Abdullah Al-Husari dan Shadi Najm, meninggal dunia di kamp Jenin.

Pada bulan Februari lalu, Palestina mencatat meninggalnya enam penduduk: Muhammad Rizq Salah (14 tahun), yang berasal dari kota Al-Khader di Betlehem; Nihad Amin Al-Barghouti (20 tahun), dari Kafr Ain, Ramallah; dan Muhammad Akram Abu Salah (17 tahun), dari Al-Yamoun di Jenin.

Sedangkan tiga pemuda Palestina lainnya tertembak peluru pasukan pendudukan Israel di kawasan Al-Makhfia di Nablus, yaitu Muhammad Raed Al-Dakhil (22 tahun), Adham Jamal Mabrouka (28 tahun), dan Ashraf Muhammad Al-Mabslat (21 tahun).

Laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Informasi Palestina “Mo3ta”, mencatat kematian lima penduduk Palestina pada bulan Januari.

Pada 24 Januari, Fahmi Hamad (57 tahun), meninggal dunia beberapa jam setelah menghirup gas beracun yang ditembakkan oleh pasukan pendudukan Israel selama penyerbuan kamp Qalandia.

Pada 17 Januari, ikon perlawanan rakyat Palestina, Syeikh Suleiman Al-Hathlin, meninggal akibat luka serius setelah ditabrak oleh kendaraan pasukan pendudukan Israel, di pintu masuk desa Umm Al-Khair di Masafer Yatta, selatan Hebron.

Pada hari yang sama, Faleh Musa Jaradat, meninggal dunia setelah ditembak pasukan pendudukan Israel di kota Sa’ir, provinsi Hebron.

Omar Abdel-Majid Asaad (80 tahun), dari desa Jaljalia, utara Ramallah, meninggal dunia, setelah ditahan dan diserang oleh pasukan pendudukan Israel pada 12 Januari.

Pada 6 Januari, Bakr Hashash, ditembak mati oleh pasukan pendudukan Israel, selama bentrokan di pinggiran kamp pengungsi Balata, sebelah timur Nablus.

Ketua Komite Urusan Narapidana dan Mantan Tahanan Palestina, Mayjen Qadri Abu Bakr, pada Minggu (10/04/2022), mengimbau semua lembaga dan organisasi hak asasi manusia lokal dan internasional untuk mengintensifkan kehadiran di provinsi Jenin, yang pada saat ini sedang menjadi target serangan brutal tentara pendudukan Israel.

Abu Bakr menekankan perlunya lembaga HAM membentuk tim darurat khusus, untuk memantau dan mendokumentasikan semua kekerasan dan kejahatan, baik penyerbuan, penghancuran rumah, penembakan penduduk sipil secara acak, dan penangkapan sewenang-wenang.

Ia menganggap pemerintah pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas perkembangan berbahaya yang terjadi di kawasan Palestina. Abu Bakr menekankan bahwa ketenangan dan stabilitas kawasan hanya dapat diperoleh dengan mengakhiri pendudukan dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

(T.FJ/S: Palinfo, Palestina Today)

leave a reply
Posting terakhir