Tel Aviv, SPNA – Otoritas Israel meminta terlibat dalam proses penyelidikan kasus terbunuhnya salah satu wartawan Aljazeera, Shereen Abu Aqleh (51 tahun). Israel mengklaim bahwa sampai saat ini pihak manapun belum bisa mengklaim siapa sebenarnya yang menjadi pelaku dari pembunuhan tersebut.
“Semua negara di dunia sepakat dengan Israel bahwa sumber tembakan yang membunuh Shereen Abu Aqleh belum dapat dipatikan.” Sebut Menteri Luar Negeri Israel, Yair Labid, kepada Channel 12 Israel.
Berangkat dari itu, Israel meminta terlibat dalam proses penyilidikan. “Israel mengajukan diri untuk terlibat dalam proses penyelidikan bersama terkait kematian jurnalis tersebut.” Tambah Lapid.
Media Israel tersebut juga menyebutkan bahwa peluru yang bersarang di tubuh Shereen berukuran 5,56 mm. yang berasal dari senapan jenis M16. Senapan dengan jenis ini sama-sama digunakan oleh militer Israel dan pejuang Palestina.
Kantor berita Israel lainnya, Channel 13 Israel, melaporkan bahwa petinggi Israel dan Palestina sedang melakukan perbincangan menyangkut kerjasama penyelidikan.
Adapun Amerika Serikat, meminta penyelidikan dapat dilakukan dengan terbuka, dan melibatkan kedua belah pihak, Palestina dan Israel. Sementara PBB dan Uni Eropa mengusulkan agar proses penentuan pelaku tersebut dilakukan secara independen.
Namun demikian, Aljazeera sendiri telah membantah kemungkinan keterlibatan pejuang Palestina dalam kasus pembunuhan Shereen. Pasalnya lokasi terjadinya kontak senjata dan tempat dimana wartawan berpaspor Amerika itu berada sangat juah. Di waktu yang sama, Aljazeera juga memiliki bukti dokumentasi keberadaan militer Israel di posisi yang sangat memungkinkan untuk melakukan tembakan langsung ke arah Shereen.
(T.HN/S: i24news.tv)