Tahanan Perempuan Tertua Palestina Meninggal Dunia di Penjara Israel

“Saadia seperti ribuan tahanan Palestina lainnya, yang menghadapi kondisi penahanan yang keras, termasuk kekerasan, dan kebijakan sistematis yang menargetkan para tahanan secara fisik dan psikologis,” sebut Klub Tahanan Palestina.

BY 4adminEdited Sun,03 Jul 2022,01:36 PM

Tel Aviv, SPNA - Tahanan perempuan tertua Palestina, Saadia Farajallah Matar, yang berusia 68 tahun, meninggal dunia, pada Sabtu (02/07/2022), di Penjara Damon, penjara otoritas pendudukan Israel.

Kantor Penerangan Tahanan Palestina dalam pernyataan singkat, menyebutkan bahwa tawanan Saadia Farajallah Matar, yang berasal dari kota Itna, sebelah barat Hebron, meninggal dunia ketika berada di penjara Damon, di Al-Fura.

Saadia merupakan ibu dari empat putra dan empat putri. Ia ditangkap pada 18 Desember 2021, setelah dipukuli di dekat Masjid Ibrahimi di kota tua Hebron, di selatan Tepi Barat.

Pasukan pendudukan Israel menuduhnya melakukan serangan penikaman di Masjid Ibrahimi. Sebelumnya pasukan pendudukan Israel menangkapnya selama Intifada Pertama pada tahun 1987. Pada tahun 2017, ia juga ditangkap dan ditahan sebagai tahanan administratif.

Klub Tahanan Palestina (lembaga non-pemerintah), mengatakan bahwa laporan awal tentang keadaan meninggalnya Saadia, menyebutkan bahwa dirinya kehilangan kesadaran setelah selesai berwudhu. Ketika para tahanan perempuan lainnya membawanya ke klinik penjara Damoun, ia meninggal dunia.

Klub Tahanan Palestina menyatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa Saadia menghadiri sesi pengadilan dirinya pada Selasa lalu menggunakan kursi roda.

Sebelumnya, pengacara Saadia menuntut agar kantor administrasi penjara pendudukan Israel untuk membawa Saadia ke dokter khusus, setelah pemeriksaan medis membuktikan bahwa dirinya menderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan tingkat kesehatannya terus menurun.

Pengacara Saadia menegaskan terlepas dari kondisi kesehatan tahanan, otoritas pendudukan Israel, menuntut Saadia dalam sesi putusan ditahan selama lima tahun, ditambah denda 15.000 shekel sebagai kompensasi. Namun, keputusan ini belum final.

Klub Tahanan Palestina menekankan bahwa Saadia, menjadi menjadi korban target kejahatan kelalaian medis dan tindakan pembunuhan yang dilakukan secara perlahan, yang merupakan kebijakan paling jelas dari otoritas pendudukan Israel terhadap tahanan Palestina, selama beberapa tahun terakhir, yang menyebabkan Saadia meninggal dunia dan termasuk sejumlah tahanan Palestina lainnya.

“Saadia seperti ribuan tahanan Palestina lainnya, yang menghadapi kondisi penahanan yang keras, termasuk kekerasan, dan kebijakan sistematis yang menargetkan para tahanan secara fisik dan psikologis,” sebut Klub Tahanan Palestina.

Kepala Otoritas Urusan Tahanan dan Mantan Narapidana, Qadri Abu Bakr, meminta pemerintah pendudukan Israel dan kantor administrasi penjara Israel bertanggung jawab penuh atas kematian Saadia Farajallah Matar.

“Pagi ini, kami merasa ngeri dengan berita mengejutkan ini, dalam konteks kejahatan balas dendam rasis terhadap tahanan laki-laki dan perempuan (Palestina) kami. Taka da lagi lagi garis merah yang belum dilanggar oleh Zionis ini,” kata Qadri Abu Bakr.

Qadri Abu Bakar meminta masyarakat internasional untuk bersikap dan tidak hanya diam saja melihat kejahatan otoritas pendudukan Israel, yang semakin memberikan mereka ruang untuk terus melakukan lebih banyak kejahatan lainnya lagi, terutama terhadap tahanan Palestina di berbagai penjara dan pusat penahanan otoritas pendudukan Israel.

Berdasarkan data yang dilaporkan Komite Urusan Tahanan dan Mantan Narapidana Palestina, pada Jumat lalu, ada sebanyak 28 perempuan Palestina di penjara Damon.

Berdasarkan lembaga khusus urusan tahanan tersebut tahanan perempuan Palestina di penjara Damon menderita kondisi kesehatan dan mengalami tekanan psikologis penahanan yang sulit, serta kekurangan semua kebutuhan hidup.

Tahanan perempuan Palestina mengeluhkan kurangnya privasi akibat adanya kamera pengintai selama 24 jam yang dipasang oleh kantor administrasi penjara di koridor penjara dan alun-alun Al-Fura di dalam penjara, serta penempatan kamar mandi di luar kamar penjara, yang hanya diperbolehkan untuk digunakan pada waktu-waktu tertentu. Tahanan hanya diperbolehkan ke alun-alun Al-Fura selama waktu tertentu. Pasukan pendudukan Israel juga menyita sejumlah buku dari perpustakaan penjara dan menolak kunjungan tamu.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir