Perdana Menteri Palestina Kliam Israel Menggunakan Mayat Palestina Sebagai Bahan Eksperimen

Shtayyeh meminta universitas-universitas di seluruh dunia untuk memboikot universitas-universitas Israel yang terlibat dalam penahanan dan eksploitasi mayat orang-orang Palestina yang dibunuh oleh tembakan tentara Israel.

BY 4adminEdited Tue,05 Jul 2022,09:38 AM

Ramallah, SPNA – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, kemarin (Senin, 04/07/2022), mengatakan bahwa Israel menggunakan mayat warga Palestina yang ditahan untuk digunakan di laboratorium sekolah kedokteran. Tindakan tersebut disebutnya sebagai sebuah pelanggaran hak asasi manusia yang mencolok.

“Otoritas pendudukan (Israel) menambah rasa sakit keluarga yang berduka karena kehilangan anak-anak mereka dengan menahan mayat anak-anak mereka dan menggunakannya di laboratorium sekolah kedokteran di universitas-universitas Israel dalam pelanggaran mencolok terhadap hak asasi manusia, nilai-nilai, prinsip-prinsip. dan etika ilmiah,” kata Shtayyeh dalam sambutannya di awal rapat kabinet mingguan yang diadakan di Ramallah.

Dia meminta universitas-universitas di seluruh dunia untuk memboikot universitas-universitas Israel yang terlibat dalam penahanan dan eksploitasi mayat orang-orang Palestina yang dibunuh oleh tembakan tentara Israel. Hal itu ditujukan untuk menekan otoritas pendudukan Israel agar menunjukkan rasa hormat kepada orang-orang Palestina yang meninggal dan agar segera menyerahkannya kepada pihak keluarga.

Perdana Menteri mengatakan bahwa terorisme Israel terhadap rakyat Palestina masih terus berlansung. Jumlah warga yang tewas oleh peluru tentara Israel sejak awal tahun ini telah mencapai 78 orang. Termasuk 15 di antaranya adalah anak-anak.

Shtayyeh juga mengatakan pemerintahnya dengan tegas menolak pekerjaan pemukiman yang dilakukan oleh otoritas pendudukan Israel di kota Yerusalem yang diduduki.

Shtayyeh mengatakan bahwa otoritas pendudukan bertujuan untuk memperluas kendali mereka atas tanah milik Palestina di kota suci yang diduduki, terutama yang dekat Masjid Al-Aqsa. Dia menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan menerima tindakan ini.

Dalam konteks lain, Perdana Menteri mengindikasikan bahwa kekuatan pendudukan terus merusak fondasi negara Palestina dengan merebut lebih banyak tanah dan mengendalikan Tepi Barat.

Dia menjelaskan bahwa tahun lalu, otoritas pendudukan menyita atau memperpanjang perintah penyitaan sekitar 25.000 dunum tanah (1 dunam= 1 kilometer), mencabut, membakar atau mencemari sekitar 18.000 pohon, dan menghancurkan serta mengancam akan menghancurkan 179 sumur dengan kapasitas sekitar 34.000 meter kubik air yang digunakan untuk mengairi 2.800 dunum lahan pertanian. Mereka juga menghancurkan, meratakan sekitar 3000 dunum tanah, karena 74 pemukiman Israel terus memompa air limbah mereka ke pertanian Palestina yang membanjiri lebih dari 2000 dunum tanah yang ditanami 6.360 pohon yang berbuah.

(T.HN/S: Wafa.ps)

leave a reply