B'Tselem: AS Tutupi Kejahatan Israel Atas Pembunuhan Shireen Abu Akleh

“Sejauh menyangkut Israel, kebijakan mengenai pembunuhan penduduk Palestina tidak pernah menghasilkan apa pun selain upaya menutupi kejahatan secara terorganisir yang dimaksudkan untuk memungkinkan berlanjutnya kejahatan pembunuhan yang membuat Israel mendapat impunitas. Baik itu ketika menyangkut warga negara AS seperti pada kasus ini. Kemungkinan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen Abu Akleh akan dimintai pertanggungjawaban sama sekali tidak ada,” sebut B’Tselem.

BY 4adminEdited Tue,05 Jul 2022,02:10 PM

Tel Aviv, SPNA - Lembaga Hak Asasi Manusia Israel, B’Tselem, pada Senin (04/07/2022), menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat menutupi kejahatan Israel atas pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, pada 11 Mei lalu.

“Sejauh ini, semua investigasi yang telah dipublikasikan telah menyimpulkan bahwa Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen Abu Akleh. Tidak jelas atas dasar apa Departemen Luar Negeri AS berusaha untuk mengabaikan pembunuhannya sebagai ‘akibat dari keadaan yang tragis’ dan bukan sebagai kejahatan yang harus dimintai pertanggungjawaban oleh mereka yang bertanggung jawab,” sebut B’Tselem.

B’Tselem juga menyebutkan bahwa setiap bentuk kejahatan yang dilakukan otoritas pendudukan Israel tidak akan berakhir pada pertanggungjawaban.

“Sejauh menyangkut Israel, kebijakan mengenai pembunuhan penduduk Palestina tidak pernah menghasilkan apa pun selain upaya menutupi kejahatan secara terorganisir yang dimaksudkan untuk memungkinkan berlanjutnya kejahatan pembunuhan yang membuat Israel mendapat impunitas. Baik itu ketika menyangkut warga negara AS seperti pada kasus ini. Kemungkinan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen Abu Akleh akan dimintai pertanggungjawaban sama sekali tidak ada,” sebut B’Tselem.

B’Tselem menyatakan bahwa sejumlah kasus termasuk kasus kejahatan Shireen Abu Akleh mencerminkan bahwa impunitas internasional Israel tetap tak tertandingi.

Pada hari yang sama, sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan kesimpulan bahwa penembakan yang berasal dari tentara Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Shireen Abu Akleh, tetapi “tidak ada alasan untuk percaya” bahwa pembunuhan tersebut direncanakan, melainkan tindakan tersebut hanya akibat dari “keadaan yang tragis”.

Pada akhir April lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), mengatakan bahwa hasil penyelidikan menunjukkan bahwa jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh terbunuh oleh peluru yang ditembakkan dari sisi pasukan Israel.

“Semua informasi yang kami kumpulkan, termasuk dari tentara Israel dan jaksa agung Palestina, menegaskan sebuah fakta bahwa tembakan yang menewaskan Abu Akleh dan melukai rekannya Ali Al-Samudi ditembak oleh pasukan keamanan Israel dan bukan berasal dari tembakan acak yang ditembakkan orang-orang Palestina bersenjata, seperti yang sebelumnya diklaim oleh otoritas Israel,” sebut juru bicara OHCHR.

Pada Maret lalu, Associated Press (AP), juga menyelesaikan penyelidikan yang menegaskan bahwa jurnalis Palestina-Amerika tewas oleh tembakan Israel. Penyelidikan tersebut dilakukan berdasarkan laporan saksi mata, serta klip video yang diambil selama serangan Israel ke kamp Jenin pada 11 Mei, yang secara akurat mengidentifikasi lokasi tentara Israel serta lokasi penduduk Palestina dan para wartawan, termasuk Shireen Abu Akleh.

“Para prajurit memiliki garis tembak yang jelas, dan tidak ada bukti yang terlihat dari kehadiran militan Palestina di dekat Shireen Abu Akleh,” kata Associated Press.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir

PBB Serukan Penyelidikan Atas Pembunuhan Shireen Abu Akleh Oleh Israel

Shireen Abu Akleh adalah salah satu jurnalis terkemuka dunia Arab, seorang reporter senior yang digambarkan sebagai “Salah satu jurnalis Arab yang berpengaruh dan terkenal”. Karirnya jurnalisnya termasuk pelaporan peristiwa besar Palestina di antaranya Intifadah Kedua, serta laporan analisis politik Israel. Shireen Abu Akleh mengilhami banyak orang Palestina dan Arab lainnya untuk mengejar karir di bidang jurnalisme.