Setelah Lebih Sebulan Ditahan, Israel Serahkan Jenazah Perempuan Palestina Mai Afana

Pada 16 Juni 2022, Mai Afana (29 tahun) ditembak dan dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel di dekat kota Hazma, utara Yerusalem saat dia sedang dalam perjalanan pulang. Tentara Israel mengklaim bahwa ia bermaksud untuk melakukan penusukan dan melindas tentara. Hal ini dibantah keras keluarganya, apalagi ia sedang dalam kondisi kesehatan yang buruk.

BY 4adminEdited Wed,24 Aug 2022,01:24 PM

Yerusalem, SPNA - Otoritas pendudukan, pada Selasa sore (23/08/2022), menyerahkan jenazah perempuan Palestina, Mai Afana, yang berasal dari kota Abu Dis di Yerusalem, di pos pemeriksaan Al-Za'im dekat Yerusalem.

Pada 16 Juni 2022, Mai Afana (29 tahun) ditembak dan dibunuh oleh pasukan pendudukan Israel di dekat kota Hazma, utara Yerusalem saat dia sedang dalam perjalanan pulang. Tentara Israel mengklaim bahwa ia bermaksud untuk melakukan penusukan dan melindas tentara. Hal ini dibantah keras keluarganya, apalagi ia sedang dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Mai Afana adalah seorang dosen di Universitas Keamanan Palestina Al-Istiqlal, yang terletak di kota Jericho, sebelah timur Tepi Barat yang diduduki.

Otoritas pendudukan Israel telah menahan 51 jenazah penduduk Palestina sejak 2016, dengan tujuan menggunakannya sebagai “alat negosiasi” dalam perjanjian pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina. Berdasarkan laporan organisasi hak asasi manusia Palestina, otoritas pendudukan Israel juga menolak untuk mengungkapkan nasib 68 penduduk Palestina lainnya yang hilang di tangan pasukan pendudukan Israel.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Setelah Lebih Sebulan, Israel Baru Serahkan Jenazah Saadia Matar

Otoritas pendudukan Israel telah menahan 51 jenazah penduduk Palestina sejak 2016, dengan tujuan menggunakannya sebagai “alat negosiasi” dalam perjanjian pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina. Berdasarkan laporan organisasi hak asasi manusia Palestina, otoritas pendudukan Israel juga menolak untuk mengungkapkan nasib 68 penduduk Palestina yang hilang lainnya.

Setelah Lebih Sebulan, Penduduk Gaza Kembali Bisa Salat di Masjid

Namun, Kementerian Dalam Negeri tetap mempertahankan penutupan toko dan pasar yang berkelanjutan, mencegah pergerakan kendaraan, dan sambil terus menerapkan jam malam. Pembatasan ini diberlakukan sejak 3 Desember lalu, sebagai bagian dari tindakan pencegahan virus Corona yang merebak di Jalur Gaza.