Kisah Pilu Desa Nabi Samuel, “Penjara Yang Terlupakan Akibat Yahudisasi”

Desa Nabi Samuel terletak di Al-Quds bagian utara, dengan ketinggian 890 mdpl serta diapit permukiman Yahudi Gi’vat Ze’ev dan Giv’on. Di tengah desa terdapat sebuah Masjid dan pemakaman yang disebut sebagai Masjid dan makam Nabi Samuel.

BY 4adminEdited Sun,11 Sep 2022,09:33 AM

Al-Quds, SPNA – Di sebuah wilayah pegunungan yang terletak di Ramallah Tepi Barat dan kota suci Al-Quds terdapat desa Nabi Samuel. Sebuah desa yang Masjidnya dibangun oleh Zahir Baybars kini terancam punah akibat giatnya ekpansi permukiman ilegal Israel.

Desa Nabi Samuel merupakan desa pertama di Tepi Barat yang penduduknya diusir oleh zionis, rumah-rumah mereka diratakan dengan tanah untuk kemudian dibangun permukiman dan situs sejarah Yahudi.

Desa Nabi Samuel terletak di Al-Quds bagian utara, dengan ketinggian 890 m dari permukaan laut serta diapit permukiman Yahudi Gi’vat Ze’ev dan Giv’on. Di tengah desa terdapat sebuah Masjid dan pemakaman yang disebut sebagai Masjid dan makam Nabi Samuel.

Ekspansi Permukiman Rencana Lama

“Jika orang-orang Yahudi berhasil menguasai Yerusalem, maka segala hal yang tak berkaitan dengan Yahudi harus dimusnahkan,” Kalimat ini diucapkan oleh Bapak Zionisme, Theodor Herzl yang kemudian diaminkan oleh Mantan PM Israel Ariel Sharon yang berkata: “Kita harus bergerak cepat untuk mencabut sebanyak mungkin permukiman Palestina dan melakukan ekspansi permukuman Yahudi.”

Atas dasar ini, pemerintah Israel yang berkuasa giat melakukan pembersihan terhadap segala hal yang tidak berhubungan dengan Yahudi di Al-Quds dan seluruh wilayah Palestina, baik dengan meratakan bangunan dan situs sejarah bahkan mengusir warga Palestina yang tinggal di sana.

Desa Palestina Yang Terlupakan

Desa Nabi Samuel sudah lama terlupakan, penduduknya tak mendapatkan kehidupan yang layak bahkan tak mampu memenuhi kebutuhan pokok, hingga digelari “Penjara yang terlupakan.”

Menurut Palestine Studies, Desa Nabi Samuel terletak di wilayah C yang secara sosial, medis dan pendidikan tunduk terhadap Pemerintah Palestina, namun secara birokrasi dan keamanan tunduk terhadap Israel.

Bangunan desa Samuel hari ini adalah sisa bangunan yang sudah dihancurkan oleh Israel tahun 1972, warga Palestina dilarang keras merekonstruksi desa atau membangunan kediaman pribadi bahkan dilarang melakukan renovasi.

 “Desa ini benar-benar terisolasi, untuk keluar masuk saja sangat dibatasi oleh Israel. Ini adalah bagian rencana jahat agar 300 warga Palestina yang masih bertahan segera angkat kaki dari desa ini. Sebelumnya  populasi desa mencapai 1000 jiwa, namun sebagian besar pendudukan terpaksa pindah karena tak diizinkan membangun rumah dan tidak mendapatkan suplai kebutuhan pokok. ‘’ terang Direktur Departemen Sistem Informasi Geografis Palestine Studies, seperti dilansir Pusat Informasi Palestina (Palinfo).

Dia menambahkan, lokasi Masjid Nabi Samuel menjadi salah satu situs sejarah Islam yang menjadi korban yahudisasi, lantai pertama sudah bertransformasi menjadi sinagog. Secara perlahan Israel mengubah Masjid tersebut menjadi rumah ibadah Yahudi, sembari terus melakukan penggalian arkeologi di lokasi tersebut.

Salah satu pendudukan desa Naval Barakat, Kepala Aktivis Perempuan Desa Nabi Samuel, mengungkapkan bahwa warga Palestina hidup dalam kondisi mengenaskan karena tekanan dari pihak Israel agar mereka segera angkat kaki dari tanah air mereka sendiri.

“Suami dan anak saya, serta 8 penduduk desa ditangkap pasukan Israel. Masa tahanan mereka diperpanjang karena bertengkar dengan penduduk Israel yang mencoba mengganggu ketenangan desa dan menyerang mereka, ‘’ ungkapnya.

Desa memiliki sejarah panjang, di masa Perang Salib pernah menjadi benteng perlindungan Pasukan Salib, lalu setelah kemenangan Salahuddin Al-Ayyubi diubah menjadi salah satu situs sejarah Islam.

“Tahun 1968 pihak Israel mengambil alih Masjid Samuel dengan dalih adanya Nabi Samuel yang merupakan salah satu anak cucu Nabi Ya’qub (Israel) di sana. Sejak saat itu mereka menjadikan Masjid tersebut sebagai tempat pelaksanaan ritual Talmud,‘’ terangnya. 

Warga Palestina juga dilarang melakukan pembangunan karena tak memiliki izin dan bertentangan dengan aturan yang ditetapkan pemerintah Israel.

Blokade & Pengawasan Ketat

Menurut Barakat, pemerintah Israel melakukan pengawasan ketat terhadap suplai barang yang masuk ke desa. “Saya bahkan harus memperoleh izin hanya demi mendapatkan roti, telur, minuman soda dan bahan makanan pokok lainnya dari luar desa. Suplai komoditas ke desa ini hampir mustahil.”

Meskipun tekanan dan derita yang mereka alami, namun penduduk Nabi Samuel tetap teguh mempertahankan desa. Mereka menolak tunduk terhadap politik Israel dan tetap mempertahankan tanah air mereka meskipun harus menanggung derita.

Meskipun demikian warga desa Nabi Samuel sangat membutuhkan sokongan dan dukungan dari berbagai pihak karena mereka mengalami pengusiran secara perlahan.

(T.RS/S:Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Kisah Pilu Ibu Hamil Palestina Yang Dianiaya di Penjara Israel

Sejak awal ditangkap oleh kepolisian Israel, para ibu hamil Palestina telah banyak menanggung derita akibat perlakukan tak manusiawi terhadap mereka. Begitu ditangkap, tangan dan kaki mereka diikat dengan rantai besi. Mata mereka ditutup rapat agar mereka tak tau dibawa ke mana.