Gaza, SPNA - Kendaraan militer pendudukan Israel, pada Selasa (20/09/2022), bergerak ke pagar keamanan di utara kota Beit Hanoun di utara Jalur Gaza.
Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa sebanyak tujuh buldoser militer dan tiga tank menembus jarak terbatas dari gerbang Al-Mikab, dan mulai meratakan lahan pertanian di sepanjang pagar keamanan.
Pasukan pendudukan Israel melakukan serangan terbatas hampir setiap hari, di beberapa daerah di timur dan utara Jalur Gaza. Mereka melibas dan merusak lahan pertanian, menembaki petani dan mencegah mereka mencapai lahan pertanian dengan dalih keamanan.
Pada hari yang sama, pasukan pendudukan Israel melepaskan tembakan senapan mesin berat dan gas beracun ke arah sekelompok petani Palestina di timur Gaza dan provinsi Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza.
Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa tentara pendudukan Israel, yang ditempatkan di dalam situs militer di timur provinsi Gaza, melepaskan tembakan intensif dengan senapan mesin berat, dan menembakkan bom gas beracun ke arah petani di kawasan Al-Zaitoun, timur Gaza.
Tentara pendudukan Israel yang ditempatkan di dalam situs militer Kissufim, menembakkan peluru berat dan tabung gas air mata ke arah sekelompok petani dan penggembala, di sebelah timur kota Al-Qarara, timur laut Khan Yunis. Tindakan ini memaksa para petani Palestina untuk menjauh dan meninggalkan lahan pertanian mereka.
Pasukan pendudukan Israel dengan sengaja selalu menembaki para petani dan penggembala di dekat perbatasan timur Jalur Gaza. Hal ini dilakukan untuk mencegah mereka mengambil manfaat atau mengolah tanah dan lahan pertanian mereka yang berada dekat dengan perbatasan.
Berdasarkan laporan organisasi internasional pemantau Hak Asasi Manusia, Euro-Mediterania Monitor, otoritas Israel mengontrol luas lahan pertanian di Jalur Gaza, dengan memberlakukan zona penyangga selebar 300 meter di sepanjang pagar pemisah. Meskipun pihak berwenang Israel mengklaim mengizinkan petani untuk mencapai atau menggarap tanah sejauh 100 meter dari pagar pemisah dengan syarat adanya koordinasi sebelumnya. Namun, pada praktiknya di lapangan membuktikan sebaliknya. Petani Gaza menghadapi bahaya besar ketika mendekati daerah tersebut dan karena itu mereka tidak dapat bekerja secara normal.
Selain itu, selama tahun-tahun blokade dan serangan militer, pasukan pendudukan Israel menghancurkan sebagian besar lahan pertanian, yang menyebabkan kerugian besar bagi petani dan pemilik tanah.
Setelah serangan militer 2012, Israel mengizinkan penduduk mengakses lahan sejauh 100 meter di dekat pagar, tetapi pada 2013, jumlahnya meningkat menjadi 300 meter.
Israel menentukan jarak izin yang harus dipatuhi petani Palestina, yang membuat petani Gaza khawatir pihak Israel akan menargetkan mereka jika aturan tersebut dilanggar. Pasukan Israel sering menargetkan petani di daerah yang diizinkan jika aturan dilanggar tanpa pembenaran apa pun. Selain itu, pasukan Israel melakukan serangan berkala ke lahan pertanian di mana para petani bekerja di daerah yang aman.
(T.FJ/S: Palinfo)