“Nakba” Baru di Khirbet Ihmeir Lembah Yordan

Hal ini karena adanya serangan sengit dari otoritas pendudukan Israel dan geng pemukim Israel melalui “Dewan Permukiman”, yang menyediakan semua dukungan logistik dan keuangan bagi geng pemukim Israel. Dewan Permukiman ini menyediakan lebih dari 135 juta shekel atau sekitar 38 juta dolar Amerika Serikat per bulan bagi gerombolan geng pemukim Israel ini untuk melaksanakan proyek permukiman di Lembah Yordan, Palestina.

BY 4adminEdited Tue,27 Sep 2022,01:51 PM

Lembah Yordan, SPNA - Antara pengusiran penduduk, petani, buldoser lahan pertanian, pembuatan pagar, dan penjarahan tanah Palestina, terdapat banyak hal dari babak baru agresi “Israel” di Khirbet Ihmeir di Lembah Yordan di timur laut Tepi Barat yang diduduki. Kejahatan terhadap penduduk Palestina untuk menciptakan Nakba sedang berlangsung di Lembah Yordan.

Selama bertahun-tahun, orang-orang Palestina yang tinggal di Lembah Yordan telah menjadi target sasaran serangan sistematis yang dilakukan otoritas pendudukan Israel dan gerombolan pemukim Yahudi Israel. Serangan tersebut terus dilakukan dengan tujuan untuk mengusir penduduk Palestina dan mendorong mereka untuk meninggalkan tanah dan lahan pertanian.

Tindakan ini sejalan dengan rencana otoritas pendudukan Israel untuk mengusir orang-orang Palestina dari daerah Lembah Yordan, merebutnya, dan mencaploknya ke dalam “Kedaulatan Israel”.

Bukan hanya penduduk, manusia, hewan, bahkan batu-batuan dan lahan pertanian, tidak luput dari serangan pasukan pendudukan Israel di setiap jengkal tanah Palestina selama 74 tahun.

Lebih dari tujuh dekade setelah tragedi Nakba, Khirbet Ihmeir dari Khirbet Al-Farisiyah di utara Lembah Yordan, telah menjadi saksi atas kejahatan otoritas pendudukan Israel yang terus berkelanjutan, terutama pengusiran, pemindahan paksa, dan perampasan tanah Palestina.

Tragedi Nakba Palestina dan pengusiran paksa merupakan tragedi besar bagi rakyat Palestina akibat kejahatan pembersihan etnis masih ada dan berlanjut, di mana berbagai kota dan desa Palestina dihancurkan dan penduduknya diusir. Kemudian berbagai kelompok Yahudi dari seluruh dunia menduduki tanah Palestina menggantikan penduduknya yang diusir secara paksa.

Pada 1948, lebih dari 800.000 orang Palestina mengungsi dari desa dan kota mereka dari jumlah total 1,4 juta penduduk Palestina yang tinggal di Palestina pada tahun 1948 di 1.300 desa dan kota Palestina. Tahun itu diperingati sebagai tahun Nakba atau Malapetaka, yang diperingati sebagai tragedi pengusiran bangsa Palestina, yang kemudian mendorong pembentukan negara Israel di tanah yang dirampas dari Palestina.

Mayoritas penduduk Palestina ini akhirnya mengungsi ke sejumlah negara tetangga Arab, termasuk di dalam wilayah Palestina sendiri di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Proses pembersihan etnis ini ditandai dengan dengan tindakan sejumlah kelompok geng Zionis yang melakukan lebih dari 70 pembantaian terhadap penduduk Palestina, di mana lebih dari 15.000 penduduk Palestina meninggal dunia.

Selama Nakba, otoritas pendudukan Israel menguasai sebanyak 774 desa dan kota Palestina, di mana 531 di antaranya dihancurkan secara total dan sisanya tunduk pada entitas pendudukan Israel dan hukumnya.

 

Serangan Sengit di Lembah Yordan

Pada 17 September 2022, otoritas pendudukan Israel memagari sebagian besar tanah Khirbet Ihmeir, untuk merebutnya untuk kepentingan proyek pemukiman.

Pejabat Palaestina yang bertanggung jawab permasalahan permukiman di Lembah Yordan, Moataz Bisharat, menegaskan bahwa tidak mungkin memisahkan kejadiaan di Khirbet Ihmeir dari tempat lain di kawasan Lembah Yordan.

Hal ini karena adanya serangan sengit dari otoritas pendudukan Israel dan geng pemukim Israel melalui “Dewan Permukiman”, yang menyediakan semua dukungan logistik dan keuangan bagi geng pemukim Israel. Dewan Permukiman ini menyediakan lebih dari 135 juta shekel atau sekitar 38 juta dolar Amerika Serikat per bulan bagi gerombolan geng pemukim Israel ini untuk melaksanakan proyek permukiman di Lembah Yordan, Palestina.

Berdasarkan Bisharat, tujuan dari serangan permukiman ini adalah untuk merebut area seluas mungkin dari tanah Palestina, yang tidak dapat dikendalikan oleh otoritas pendudukan Israel resmi melalui “Kantor Administrasi Sipil” dengan menyatakan bahwa wilayah militer tertutup, cagar alam, kawasan arkeologi. Hal ini karena itu adalah tanah pribadi penduduk Palestina yang memiliki akta kepemilikan yang membuktikan kepemilikan sah mereka.

 

Infrastruktur Bagi Permukiman Ilegal Israel

Bisharat menyebut bahwa perampasan tahan sebanyak lebih dari 1.500 dunum atau 150 hektare tanah Khirbet Ihmeir dan memagarinya untuk membangun proyek infrastruktur bagi permukiman ilegal Israel yang didirikan di daerah tersebut.

Otoritas pendudukan Israel juga membangun sekolah bagi anak-anak pemukim Israel dan berbagai proyek permukiman ilegal, tanpa memperdulikan penduduk Palestina di daerah tersebut yang sudah menetap bahkan sebelum pembentukan negara pendudukan Israel, dan tidak memperdulikan pemilik tanah yang memiliki surat-surat resmi untuk membuktikan kepemilikan sah tanah mereka.

Bisharat menjelaskan bahwa lebih dari tujuh tahun yang lalu, pasukan pendudukan Israel menghancurkan semua rumah penduduk Palestina di Khirbet Ihmeir, tetapi mereka membangun kembali dan tinggal di sana, di kawasan “Zona Militer” buatan Israel, yang melarang kehadiran orang Palestina di tempat tersebut.

“Empat tahun lalu, geng pemukim (Israel) mendirikan pos permukiman terdepan (ilegal) Givat Sel'it di daerah itu. Hari ini, pos permukiman terdepan ini telah berubah menjadi permukiman yang diakui oleh pemerintah pendudukan Israel. Permukiman ilegal yang kemudian menguasai semua tanah di sekitarnya dan sumber daya alam di daerah tersebut, terutama air tanah,” sebut Bisharat.

 

Pemindahan Paksa

Tindakan yang dilakukan otoritas pendudukan Israel di Lembah Yordan termasuk dalam kebijakan pemindahan paksa orang-orang Palestina, yang menunjukkan bahwa otoritas pendudukan Israel berusaha menciptakan iklim pengusiran bagi orang-orang Palestina, melalui perluasan permukiman ilegal, pengendalian tanah penduduk Palestina, dan pembatasan akses pergerakan.

Otoritas pendudukan Israel juga menyerang mata pencaharian penduduk Palestina di kawasan tersebut, melalui perampokan mobil, traktor pertanian, tangki air, dan peralatan untuk kandang domba. Tindakan ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang menarik bagi para pemukim Israel, di mana otoritas pendudukan Israel menawarkan pemukim proyek-proyek besar, hibah keuangan untuk tinggal di Lembah Yordan, dan pengendalian penduduk Palestina.

 

Tahapan Penderitaan

Peneliti dan Pakar urusan permukiman, Aref Daraghmeh, menunjukkan bahwa 3000 penduduk Palestina dulu tinggal di Khirbet Al-Farisiyah sebelum tahun 1967, ketika otoritas pendudukan Israel menghancurkan Khirbet Al-Farisiyah dan menggusur penduduknya. Sementara itu, sekarang Khirbet Al-Farisiyah hanya dihuni oleh 100 keluarga Palestina, di antaranya 18 tinggal di Khirbet Ihmeir, yang merupakan bagian utama dari Khirbet Al-Farisiyah, di mana penduduknya bergantung pada peternakan dan pertanian.

Kawasan tersebut mencakup mata air yang dikeringkan oleh otoritas pendudukan Israel sekitar 20 tahun yang lalu, sebagai akibat dari sumur dalam yang digali oleh perusahaan “Mekorot” Israel, sehingga Khirbet Al-Farisiyah kekurangan padang rumput hijau dan sumber air.

Aref Daraghmeh yang memantau dan mendokumentasikan pelanggaran otoritas pendudukan Israel di Lembah Yordan menjelaskan bahwa otoritas pendudukan Israel menguasai 70 persen tanah Khirbet Al-Farisiyah melalui pembentukan permukiman “Makhula” pada 1968. Selama 10 tahun terakhir, otoritas pendudukan Israel mengintensifkan serangan permukiman di Khirbet Ihmeir, yang merupakan penghubung antara kawasan Lembah Yordan Palestina, di mana pendudukan mendirikan 5 pos permukiman di daerah yang berseberangan dengan Khirbet Ihmeir.

Berdasarkan laporan Aref Daraghmeh, selama tiga tahun terakhir, para pemukim Israel mulai memperluas lahan dengan mengorbankan sisa tanah Khirbet Ihmeir untuk mengendalikan ratusan hektare dari sisi barat, dan mencegah penggembala Palestina menggembalakan ternak mereka di sana.

Wilayah Lembah Yordan membentang ke utara Laut Mati di sekitar 30 persen dari total luas Tepi Barat, dan 65 ribu orang Palestina tinggal di daerah tersebut, sementara otoritas pendudukan Israel membawa sekitar 11.000 pemukim Yahudi Israel di pos-pos yang didirikan secara paksa dan ilegal di tanah Palestina.

Lembah Yordan ini merupakan cadangan tanah terbesar bagi Palestina. Namun, otoritas pendudukan Israel merebut sebagian besar wilayahnya, dan mengeksploitasinya hanya untuk kepentingan sendiri, dengan tujuan mencaploknya secara de facto.

Otoritas pendudukan Israel terus menerus berusaha untuk mengakhiri kehadiran Palestina di Lembah Yordan, dengan mencegah penduduk Palestina menggunakan sekitar 85 persen wilayahnya, membatasi akses pergerakan ke sumber air, dan melawan pembangunan rumah penduduk Palestina, termasuk dengan menghancurkan rumah dan bangunan mereka.

Selain itu, otoritas pendudukan Israel bekerja untuk menggusur lebih dari 50 komunitas Palestina yang tersebar di seluruh Lembah Yordan dengan membuat hidup mereka melarat.

Data dari gerakan hak asasi manusia Israel, Peace Now, menunjukkan bahwa terdapat sekitar 700.000 pemukim Yahudi, yang tersebar di sebanyak 145 permukiman besar, dan 140 pos permukiman terdepan di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mayoritas lembaga internasional menganggap permukiman yang didirikan otoritas pendudukan Israel di tanah Palestina di Tepi Barat sebagai ilegal dan tidak sesuai dengan perjanjian internasional.

(T.FJ/S: Palinfo)

leave a reply
Posting terakhir

Israel Hancurkan 40 Bangunan Palestina di Lembah Yordan

Sejumlah sumber lokal mengatakan bahwa sejumlah pasukan besar tentara pendudukan Israel menyerbu Khirbet Ibziq pada sore hari, dan menyatakan kawasan tersebut sebagai zona militer tertutup, dan memulai penghancuran dalam skala besar.