Blokade Yerusalem Timur, Kebijakan Gagal Israel untuk Akhiri Perlawanan Palestina

Azzam Abu Al-Adas memuji penduduk Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat dalam keteguhan mereka memberikan dukungan terhadap kelompok perlawanan Palestina. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya kesadaran luas di antara penduduk Palestina dalam mendukung opsi perlawanan dalam menghadapi kejahatan otoritas pendudukan dan pemukim Israel.

BY 4adminEdited Tue,18 Oct 2022,02:01 PM

Yerusalem, SPNA - Seminggu pembangkangan sipil dan ketabahan, yang dilakukan oleh sekitar 150.000 penduduk Palestina di kamp Shuafat, kota Anata, Ras Khamis dan Ras Shehadeh, di sebelah timur Yerusalem yang diduduki, secara jelas menentang sistem “otoritas pendudukan Israel”, yang telah memberlakukan blokade yang mencekik kehidupan penghuni kamp terpadat di Yerusalem tersebut.

Aksi blokade total kamp Shuafat terjadi setelah pembunuhan seorang tentara Israel dalam operasi penembakan dalam serangan penembakan yang menargetkan pos pemeriksaan Shuafat.

Otoritas pendudukan Israel memberlakukan blokade di kamp Shuafat, kawasan Ras Khamis, Ras Shehadeh, Dahiyat Al-Salam dan Anata, setelah terjadi aksi serangan yang membuat seorang tentara perempuan Israel tewas dan melukai dua pasukan keamanan Israel lainnya.

Hal itu terjadi dalam aksi penembakan sebuah pos pemeriksaan militer di pintu masuk ke kamp Shuafat, ​​sementara pelaku penembak masih berada di kamp Shuafat. Sementara pasukan pendudukan Israel masih melakukan pencarian ekstensif.

 

Pelemahanan Perlawanan Palestina

Pakar Israel, Azzam Abu Al-Adas, menyebutkan bahwa para pemimpin otoritas pendudukan Israel percaya keberhasilan terhadap kebijakan blokade dan meningkatkan kesadaran masyarakat sipil Palestina dengan membuat sekelompok masyarakat hidup di bawah hukuman kolekstif, sementara sekelompok lain menyaksikan hukuman tersebut.

“Otoritas pendudukan Israel mencoba cara ini sejak tahun 2007 dan mengadopsi cara ini untuk menghadapi dan melemahkan kelompok perlawanan (Palestina),” sebut Azzam Abu Al-Adas.

Abu Al-Adas menambahkan bahwa eskalasi operasi komando melawan otoritas pendudukan Israel, melahirkan tekanan yang dilakukan para pemukim Israel pada pemerintah pendudukan untuk mengambil tindakan nyata.

Abu Al-Adas mencatat bahwa cara yang gagal ini semakin meningkatkan gesekan penduduk Palestina dengan pasukan pendudukan Israel dan melahirkan bentrokan-bentrokan lainnya.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan blokade yang diberlakukan di Shuafat dan kawasan di sekitar Yerusalem adalah bentuk kegagalan dari sudut pandang praktis. Namun, memuaskan para pemukim Israel dari sudut pandang media.

Cara tersebut menunjukkan kesulitan otoritas pendudukan Israel secara nyata dalam menghadapi perlawanan bersenjata dan perlawanan rakyat sipil Palestina.

Azzam Abu Al-Adas memuji penduduk Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat dalam keteguhan mereka memberikan dukungan terhadap kelompok perlawanan Palestina. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya kesadaran luas di antara penduduk Palestina dalam mendukung opsi perlawanan dalam menghadapi kejahatan otoritas pendudukan dan pemukim Israel.

 

Kondisi Kemanusiaan

Di sisi yang sama, Marwan Al-Ghoul, pejabat lembaga Yerusalem, pada Sabtu (15/10), mengkonfirmasi bahwa penutupan dan blokade kamp pengungsi Shuafat, Anata, Dahiyat Al-Salam dan Ras Khamis telah genap selama seminggu pertama, dalam blokade yang melanggar kemanusiaan.

Marwan Al-Ghoul mengatakan bahwa situasi kemanusiaan di kamp Shuafat semakin memburuk, terutama karena ada para siswa sekolah dan pasien. Tindakan kekerasan terjadi setiap hari dan serangan terus menerus dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel, diselingi dengan aksi penembakan dan bom suara. Kamp ini penuh sesak dan sangat mengancam kehidupan warga.

Al-Ghoul menggambarkan situasi di kamp Shuafat sebagai lahan perang, terutama dengan adanya penderitaan besar yang dihadapi penduduk di dalamnya, khususnya terkait kekurangan bahan kebutuhan sehari-hari di kamp dan sejumlah kota yang berdekatan dengan kamp Shuafat.

Ia memperhatikan bahwa ada aksi 24 jam baik di dalam maupun di luar kamp Shuafat, sebagai upaya untuk menghilangkan kebijakan blokade dan untuk menyelamatkan penduduk sipil Palestina di kamp tersebut.

Al-Ghoul menekankan bahwa aksi pembangkangan sipil yang diumumkan oleh penduduk Palestina akan terus berlanjut sampai blokade terhadap kamp Shuafat dicabut. Ia menyebutkan bahwa tidak ada alternatif sampai blokade dicabut.

 

Tindakan Perlawanan

Analis politik, Riad Al-Aila, mengatakan bahwa terus berlanjutnya aksi blokade kamp Shuafat dan kawasan di sekitar Yerusalem yang diduduki, menegaskan bahwa otoritas pendudukan Israel bersikeras mengakhiri perlawanan Palestina terhadap Israel.

“Tindakan ini mengacu pada sikap otoritas pendudukan Israel yang mendorong ke arah ini untuk mencoba mengakhiri perlawanan (Palestina), yang semakin hari semakin kuat di Tepi Barat dan Yerusalem,” kata Riad Al-Aila.

Riad Al-Aila menambahkan bahwa penduduk Palestina telah menjalani Nakba selama tujuh dekade hingga saat ini. Ia menyebutkan bahwa adanya karakter ketabahan luar biasa penduduk Palestina dalam menghadapi kejahatan pendudukan, di tengah ketidakmampuan Israel dalam menaklukkan mereka.

“Jadi mereka (otoritas pendudukan Israel) tidak membedakan antara penduduk sipil biasa dan kelompok perlawanan, sehingga menggunakan hukuman kolektif dengan memblokade sejumlah kota,” kata Riad Al-Aila.

Ia menekankan perlunya kelompok perlawanan berjuang bersama rakyat dalam menghadapi otoritas pendudukan Israel dan tidak menyerah pada berbagai tekanan, terlepas dari blokade.  Riad Al-Aila juga menekankan perlunya dukungan terhadap perlawanan bersenjata di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.

Pada Sabtu lalu (08/10/2022), pasukan pendudukan Israel mengepung kamp Shuafat dan menyerbunya puluhan kali untuk mencari Uday Al-Tamimi (22 tahun), yang melakukan serangan terhadap pos pemeriksaan militer dekat Shuafat, di mana Noa Lazar (18 tahun), seorang anggota polisi militer brigade Erez, tewas terbunuh dan seorang petugas keamanan militer Israel terluka dan dalam situasi yang sangat kritis.

Pasukan pendudukan Israel memblokade kamp Shuafat secara total dan melarang siapa pun untuk masuk atau keluar. Otoritas pendudukan Israel juga menutup kota terdekat Anata dan melakukan beberapa serangan di dalam dua daerah untuk mencari Uday Al-Tamimi.

Pasukan pendudukan Israel menyerbu kamp Shuafat berkali-kali, mengepung rumah-rumah penduduk dan menangkap penduduk Palestina. Meskipun demikian, mereka belum mampu menemukan Uday Al-Tamimi. Pasukan pendudukan Israel mengatakan bahwa sejumlah besar polisi, tentara, dan pasukan keamanan Shin Bet, sedang dikerahkan untuk terus mencari Uday Al-Tamimi.

Sebagaimana dilansir Palinfo, pada Sabtu (15/10/2022), sebanyak delapan penduduk sipil Palestina, meninggal dunia setelah ditembak pasukan pendudukan Israel. Sementara itu, sebanyak dua tentara Zionis Israel tewas, 32 tentara dan pemukim Israel terluka, dalam bentrokan yang meletus di 162 titik di seluruh kawasan di Tepi Barat.

Otoritas pendudukan Israel membangun sebanyak 199 permukiman ilegal dan 220 pos permukiman terdepan ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki, yang dihuni lebih dari 913.000 pemukim, termasuk 350.000 di Yerusalem Timur yang diduduki. Pasukan pendudukan bersama dengan pemukim Israel melakukan serangan dan kejahatan hampir setiap hari di wilayah Palestina yang diduduki.

(T.FJ/S: Palestine Today)

leave a reply
Posting terakhir

Jihad Islam: Israel Gagal Capai Tujuan pada Agresi 2008 dan Perlawanan Masih Berlanjut

Jihad Islam juga mengklarifikasi, dalam sebuah pernyataan bahwa perlawanan masih menjadi tema perjuangan, di mana demonstrasi rakyat Palestina menentang kejahatan Israel terus berlangsung. Jihad Islam menyatakan bahwa demontrasi ini adalah bentuk ekspresi asli rakyat dan bangsa Palestina, serta mewakili nilai-nilai ketabahan, kesabaran, dan pembangkangan rakyat Palestina.