Google Cloud Sediakan Layanan Komputasi untuk Militer Israel

Israel adalah negara pertama di Timur Tengah yang menerima layanan ini.

BY 4adminEdited Sun,23 Oct 2022,01:25 PM

Tel Aviv, SPNA - Google Cloud mengumumkan peluncuran layanan baru yang akan menyediakan layanan cloud untuk negara dan militer Israel.

"Pada tahun 2030, Google Cloud wilayah Tel Aviv akan berkontribusi kumulatif sebesar 7,6 miliar dolar untuk produk domestik bruto Israel, dan mendukung terciptanya 21.200 lapngan kerja di tahun yang sama," ungkap Google Cloud dalam pernyataan yang dilansir MEMO pada Jumat (21/10/2022).

Google Cloud menyediakan berbagai sistem dan fitur komputasi cloud tingkat lanjut kepada para pengguna, seperti analisis data, pencegahan kehilangan data, jaringan intelijen dan debugging.

Israel adalah negara pertama di Timur Tengah yang menerima layanan ini, meskipun Google Cloud mengatakan bahwa Damman, Arab Saudi, Doha dan Qatar akan "segera" bergabung dengan program tersebut.

Country Director Google Cloud Israel, Boaz Maoz, mengatakan, "Google telah lama mengincar Israel untuk teknologi yang berdampak global termasuk fitur Pencarian populer, Waze, Duplex, Live Caption, dan prakiraan banjir. Pada acara Decode dengan Google 15RAEL pekan lalu, kami merayakan 15 tahun inovasi Google di Israel dan dukungan lama kami terhadap ekosistem startup yang dinamis di negara ini."

Maoz menambahkan, "Selama bertahun-tahun, kami juga telah memperluas investasi perusahaan kami di negara ini. Selain investasi kami selama lebih dari satu dekade di ruang angkasa, Google telah mengakuisisi perusahaan yang berbasis di Israel seperti Alooma, Elastifile dan Velostrata, dan Uri Frank bergabung dengan Google Cloud bulan lalu untuk memimpin tim desain chip server kami dari kantor kami di Tel Aviv dan Haifa."

Itu terjadi setahun setelah Google dan Amazon Web Services diketahui menyediakan AI canggih dan kemampuan pembelajaran mesin kepada pemerintah Israel melalui kontrak "Project Nimbus" yang kontroversial senilai 1,2 miliar dolar .

Puluhan karyawan Google dan Amazon mengorganisir protes di New York, Seattle, San Francisco dan Durham, termasuk markas raksasa teknologi tersebut, yang menyerukan pembatalan kontrak dengan militer Israel.

Para karyawan tersebut menjelaskan bahwa Proyek Nimbus akan memperkuat kebijakan dan mekanisme apartheid dan penindasan terhadap warga Palestina. Menurut para ahli dengan organisasi hak-hak sipil digital Access Now, penggunaan teknologi pengawasan dan pengenalan wajah oleh Israel tampaknya menjadi salah satu yang paling rumit oleh sebuah negara yang berusaha mengendalikan populasi subjek.

(T.RA/S: MEMO)

leave a reply
Posting terakhir

Dalam Waktu Dekat Palestina akan Sediakan Layanan 4G

Dalam konferensi pers Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Palestina mengatakan, “ Kami berharap dalam waktu dekat Palestina akan menyediakan layanan 4G di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Hal ini merupakan hak bangsa Palestina dan kami tidak akan mundur.