Cambridge, SPNA - Mahasiswi Palestina, Sara Abou Rashed, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Minggu (30/10/2022), menerima bantuan dana akademik sebesar 1,2 juta dolar Amerika Serikat, dari Universitas Harvard, Cambridge, atas prestasi akademik dan menduduki peringkat pertama di Amerika Serikat dalam bidang pendidikan.

Sara Abou Rashed berasal dari Haifa, Palestina, tetapi lahir dan besar di Suriah. Ia tinggal di kamp pengungsi Palestina Yarmouk, Suriah. Sara melarikan diri dari perang Suriah ke Columbus, Ohio, Amerika Serikat, pada tahun 2013. Ia dapat berinteraksi dengan baik dengan komunitas barunya.

Sejak itu, ia menjadi pembicara utama di berbagai konferensi seperti Konvensi Nasional Guru Bahasa Inggris, Wanita Amerika Serikat Galvanize, dan KTT Kepemimpinan Wanita Senator Sherrod Brown.

Sara mencapai kesuksesan yang mengesankan di tingkat pendidikan, sehingga sepuluh universitas Amerika bersaing untuk menerimanya, termasuk Universitas Harvard, salah satu universitas Amerika tertua dan terbaik di dunia. Universitas ini menempati urutan pertama dalam daftar 100 universitas terbaik di dunia. Terletak di Cambridge, Massachusetts, di timur laut Amerika Serikat.

Sara Abou Rashed adalah seorang penyair dan penulis, yang telah berkontribusi di lebih dari sepuluh buku dan majalah Amerika. Salah satu puisinya dimasukkan dalam kurikulum bahasa Inggris untuk siswa sekolah menengah di Amerika Serikat.

Pada tahun 2018, Sara Abou Rashed terpilih sebagai salah satu dari 20 siswa internasional untuk menghadiri Konferensi Demokrasi Duta Besar di Yunani. Ia juga merupakan anggota dewan administrasi Forum Kreativitas Pemuda di Yayasan Kreativitas Palestina Internasional.

Sara Abou Rashed merilis sebuah drama berjudul “A Map of Myself”, di mana ia menceritakan kisahnya dan keluarganya dengan identitas Palestina, imigrasi, dan pencarian rumah, yang ditampilkan lebih dari 16 kali di sejumlah negara bagian Amerika Serikat.

Dalam “A Map of Myself”, Sara mengajukan pertanyaan yang paling unik, “Bagaimana asal kita membentuk siapa diri kita? Dan siapakah kita di luar tempat-tempat ini saat kita menemukan rumah baru?”. Sara menceritakan perjalanannya dari Damaskus yang dilanda perang hingga tiba di Amerika Serikat, yang mengubah ketakutan akibat perang Suriah menjadi keajaiban dalam mengekspresikan diri.

(T.FJ/S: Palinfo)