Mengenal Lima Belas Gerbang Masjid Al-Aqsa

Yerusalem, SPNA - Seperti diketahui bahwa Masjid Al-Aqsa dikelilingi pagar tinggi (as-sur) yang dibangun  untuk menjaga kesucian ...

BY 4adminEdited Thu,12 Jan 2023,09:05 AM

Yerusalem, SPNA - Seperti diketahui bahwa Masjid Al-Aqsa dikelilingi pagar tinggi (as-sur) yang dibangun  untuk menjaga kesucian dan membendung serangan yang ditujukan ke masjid kiblat pertama umat Islam tersebut.

Untuk memudahkan akses para jemaah ke Masjid, pagar tersebut didesain memiliki sejumlah gerbang di setiap sisinya. Setiap gerbang memiliki ciri khas dan sejarahnya masing-masing.

Secara keseluruhan, Masjid Al-Aqsa memiliki 15 gerbang, meski tidak semua gerbang tersebut dapat diakses. Hanya sepuluh di antaranya yang masih terbuka.

Sepuluh gerbang tersebut, tiga di antaranya terletak di pagar utara, yaitu Gerbang Al-Asbath, Hiththah, Al-Atam. Sedangkan tujuh lainnya di pagar barat, yaitu Al-Ghawanimah, An-Nadhir, Al-Hadid, Al-Qaththanin, Al-Mathharah, As-Silsilah, Al-Magharibah.

Sedangkan lima lainnya telah ditutup permanen untuk alasan keamanan. Yaitu Gerbang Al-Muzdawij, Ats-Tsulatsiy, Al-Mufrad, Ar-Rahmah dan Al-Jana-iz. Sebagiannya terletak di pagar selatan, sebagian lagi di pagar timur.

Berikut detail 15 gerbang Masjid Al-Aqsa

 

1. Gerbang Al-Asbath


Gerbang Al-Asbath terletak di pagar utara Masjid Al-Aqsa paling timur. Merupakan gerbang utama bagi jemaah, khususnya yang datang dari luar Kota Tua Al-Quds. Hal itu disebabkan karena hanya ada dua akses langsung ke Masjid Al-Aqsa bagi mereka yang datang dari luar Kota Tua, yaitu Al-Asbath, dan Al-Magharibah yang saat ini dikuasai pemukim Yahudi.

Bus-bus yang membawa jemaah biasanya diparkirkan di halaman luas yang berada di depan gerbang ini. Di tempat ini Israel mendirikan pos militer, guna melakukan pemeriksaan ketat terhadap jemaah yang datang atau keluar dari Masjid.

Karena posisi gerbang yang rata dengan lantai, serta lebih lebar dibandingkan lainnya, gerbang ini sering dipakai sebagai jalur ambulan ke Masjid. Khususnya ketika mengevakuasi para jemaah yang jatuh atau terluka saat terjadi bentrokan dengan militer Israel.

Gerbang Al-Asbath juga dikenal dengan sebutan gerbang Siti Maryam. Karena terletak berdekatan dengan gereja Saint Anne, yang oleh umat Kristian dipercaya sebagai tempat dimana Maryam dilahirkan.

Berbentuk melengkung, gerbang Al-Asbath memiliki ketinggian 4 meter. Gerbang ini pernah melewati beberapa kali proses renovasi, yaitu pada masa era Ayyubiyah, tahun 610H/1213M, kemudian pada era Mamluk dan Utsmani, serta yang terbaru pada tahun 1817M.

 

2. Gerbang Hiththah


Hiththah diambil dari satu kata dalam Al-Quran. Dari surat Al-Baqarat ayat 58; “Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa (hiththah)", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".

Gerbang yang terletak di utara, antara gerbang Al-Asbath dan Al-‘Atam ini merupakan salah satu gerbang tertua Al-Aqsa. Pernah mengalami renovasi pada era Ayyubiyah, tahun 617H/1220M.

Ia merupakan satu dari tiga gerbang yang dibiarkan terbuka oleh militer Israel untuk jemaah yang ingin menunaikan shalat Magrib, Isya dan Subuh. Sedangkan tujuh lainnya hanya bisa diakses untuk shalat dhuhur dan asar saja.

 

3. Gerbang Al-‘Atam


Merupakan gerbang terakhir yang berada di pagar utara Masjid Al-Aqsa. Pernah diperbaiki pada masa Ayyubiyah,  tahun 610H/1213m.

Gerbang ini juga sering disebut Gerbang Syaraf Al-Anbiyak, dan Gerbang Raja Faishal. Faishal yang dimaksud adalah Faishal bin Husein (w. 1933H) raja Irak yang pernah berkunjung ke Al-Aqsa serta memberikan bantuan untuk kepentingan renovasi Masjid.

Juga dikenal dengan sebutan Gerbang Ad-Dawadariyah, karena berdekatan dengan Madrasah Ad-Dawadariyah.

 

4. Gerbang Al-Ghawanimah


Al-Ghawanimah adalah gerbang pertama di pagar barat Masjid Al-Aqsa dari utara ke selatan. Termasuk salah satu gerbang yang terbilang kecil bila dibandingkan dengan gerbang-gerbang lainnya.

Alghawanimah diambil dari nama sebuah keluarga yang disebutkan datang ke Al-Quds bersama dengan Shalahuddin Al-Ayyubi. Keluarga ini ditempatkan di wilayah yang berhadapan dengan gerbang Al-Ghawanimah.

Selian itu, ia juga dikenal dengan nama gerbang Al-Khalil, yang diambil dari gelar Nabi Ibrahim as.

Pendapat paling kuat menyebutkan bahwa gerbang ini dibangun pada masa Umawiyah, sehingga ia juga dikenal dengan nama Gerbang Al-Walid, dinisbahkan kepada Al-Walid bin Abdul Malik (w. 96H/715M), yang merupakan salah satu pemimpin dari Bani Umayyah. Kemudian direnovasi pada masa Mamluk, pada tahun 707H/1307M.

 

5. Gerbang Nadhir


Dulunya, “nadhir” adalah nama jabatan yang disematkan kepada orang yang dipercayakan untuk mengurus Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan Masjid Ibrahimiah di Hebron. Gerbang nomor dua dari utara di pagar barat Masjid Al-Aqsa ini, dinamakan demikian karena berdekatan dengan tempat tinggalnya nadhir tersebut.

Dikenal juga dengan nama Gerbang Majlis, karena di atasnya terdapat Madrasah Al-Manjakiyah yang dipakai sebagai gedung utama Majelis Tinggi Islam pada masa penjajahan Inggris, sebelum kemudian berubah menjadi gedung Badan Wakaf Islam Al-Quds, sampai hari ini.

An-Nadhir merupakan satu dari tiga gerbang yang bisa diakses oleh jemaah untuk shalat Magrib, Isya dan subuh. Sementara gerbang lainnya tertutup untuk tiga waktu shalat tersebut sejak Israel menguasai Masjid Al-Aqsa.

 

6. Gerbang Al-Hadid


Al-Hadid berasal dari sebuah kata dalam bahasa Arab yang berarti besi. Dinamakan gerbang besi karena pernah direnovasi (antara tahun 755H/1354M sampai tahun 758H/1357M) oleh salah satu pemimpin Mamluk, yaitu Amir Arghun Al-Kamiliy. Dimana arghun dalam bahasa Turki berarti besi.

Terletak setelah Gerbang Nadhir dari utara.

 

7. Gerbang Al-Qaththanin


Merupakan salah satu di antara gerbang Masjid Al-Aqsa yang paling cantik. Terletak di tengah pagar barat Masjid Al-Aqsa.

Gerbang ini berpapasan dengan Pasar Suq Al-Qaththanin. Sebuah pasar bersejarah di Kota Tua Al-Quds yang masih bertahan sampai hari ini. Al-Qaththanin berarti para penjual kapas.

Pernah mengalami perbaikan pada era Mamluk, tahun 737H/1336M, serta yang terakhir tahun 1929M oleh Majelis Tinggi Islam era penjajahan Inggris.

Al-Qaththanin terletak mengarah ke wilayah sensitif. Dimana Israel mendirikan permukiman Yahudi di tempat tersebut dan berusaha menguasai seluruh Suq Qaththanin. Pemukim Yahudi sengaja melakukan berbagai aksi terorisme untuk menakuti umat muslim, agar merelakan rumah-rumah mereka untuk orang-orang Israel.

Langkah licik lainnya dijalankan secara terencana oleh Otoritas Israel. Pemerintah Negara Yahudi mewajibkan pajak selangit bagi pedagang yang membuka usaha di Pasar tersebut.

 

8. Gerbang Al-Mathharah


Adalah gerbang yang dibangun sebagai akses menuju tempat wudhuk (mathharah) yang terletak sekitar 50m di depan gerbang. Terletak antara Ar-Ribath Az-Zamaniy di utara dan Madrasah Al-Utsmaniyah di selatan.

Dibangun pada era Ayyubiyah dan pernah mengalami perbaikan pada era Mamluk. Saat ini hanya dipakai untuk jemaah laki-laki saja. Sedangkan jemaah perempuan, mereka memakai tempat wudhuk yang ada di gerbang Al-Hiththah.

 

9. Gerbang As-Silsilah


As-Silsilah juga merupakan salah satu gerbang yang berada di pagar barat Masjid Al-Aqsa. Berada antara Madrasah Al-Asyrafiyah di utara dan Madrasah At-Tankiziyyah.

Gerbang ini memiliki dua jalur, dan merupakan satu dari tiga gerbang yang hanya diizinkan terbuka oleh Israel untuk jemaah shalat Magrib, Isya dan subuh.

Sebagaimana gerbang-gerbang lainnya yang berada di pagar barat Al-Aqsa, As-Silsilah adalah salah satu gerbang yang terancam roboh akibat galian bawah tanah yang dilakukan Israel.

Juga terancam ditutup oleh otoritas penjajah, karena merupakan akses terdekat bagi jemaah untuk menuju Masjid Al-Qibli. Khususnya setelah Israel menutup Gerbang Al-Magharibah.

 

10. Gerbang Al-Magharibah


Gerbang paling selatan di antara gerbang-gerbang yang berada di pagar barat Masjid Al-Aqsa ini merupakan salah satu gerbang tertua Masjid Al-Aqsa. Juga dikenal dengan sebutan Gerbang Buraq dan Gerbang Nabi.

Diyakini bahwa Nabi Muhammad Saw. ketika malam Israk Mikraj memasuki Masjid Al-Aqsa melalui gerbang ini. Begitu juga Umar bin Khattab ra. ketika datang setelah menaklukkan Yerusalem dari tentara Romawi.

Seperti kebanyakan gerbang lainnya, Al-Magharibah juga pernah mengalami perbaikan pada era Mamluk. Dinamakan demikian karena berada di depan distrik Al-Magharibah. Sebuah kawasan yang ditempati oleh para mujahidin yang datang dari Magrib (Maroko) ketika pembebasan Yerusalem dari tentara Salib oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.

Sejak tahun 1967, Israel menyita kunci gerbang Al-Magharibah dan menjadikannya sebagai gerbang khusus bagi pemukim Yahudi yang ingin memasuki Masjid Al-Aqsa. Dari gerbang yang berada dekat dengan Dinding Ratapan ini pula, biasanya militer Israel masuk ke Al-Aqsa untuk menyerang para jemaah.

 

11. Gerbang Al-Muzdawij


Al-Muzdawij adalah satu dari lima gerbang Al-Aqsa yang telah ditutup permanen. Terletak di pagar bagian selatan dari Masjid Al-Aqsa, tepat di bawah mihrab Masjid Qibliy, dulunya gerbang ini merupakan akses utama dari Istana Al-Qushur Al-Umawiyyah ke Masjid Al-Aqsa.

Dari gerbang inilah para raja memasuki Masjid Al-Aqsa, melalui dua terowongan kembar (muzdawij) di bawah Masjid Al-Qibliy. Dibangun pada pada Umawiyyah, oleh Abdul Malik bin Marwan.

Sedangkan umat Yahudi, mereka mengklaim bahwa terowongan tersebut dibangun oleh Nabi Sulaiman as. atau oleh Raja Herodes. Namun klaim tersebut sayangnya tidak didukung oleh data dan bukti sejarah yang akurat.

Catatan paling otentik menyebutkan bahwa gerbang tersebut ditutup atas perintah dari Shalahuddin Al-Ayyubiy, untuk melindungi Masjid dari serangan musuh.

 

12. Gerbang Ats-Tsulasiy

Meski telah ditutup, bentuk gerbang masih terlihat jelas dari luar. Dibangun berhadapan dengan Darul Imarah (kantor pemerintahan) dan istana Al-Qushur Al-Umawiyyah, dan merupakan akses terdekat menuju Mushalla Al-Marwani.

Sama seperti Al-Muzdawij, bukti sejarah menyebutkan bahwa gerbang ini juga dibangun oleh Abdul Mailk bin Marwan, salah khalifah pada era Bani Umayyah. Juga ditutup atas perintah Shalahuddin Al-Ayyubi dengan alasan yang sama.

 

13. Bab Al-Mufrad

Al-Mufrad adalah salah satu gerbang tertutup di pagar selatan Al-Aqsa. Dibangun sebagai pintu menuju Mushalla Al-Marwani. Ketika tentara salib menjajah Yerusalem, gerbang ini digunakan untuk memasukkan kuda-kuda mereka ke Mushalla Al-Marwani.

Dari luar, tidak terlihat dengan jelas bekas dari gerbang yang satu ini. Juga dekenal dengan sebutan Gerbang Al-Ain (mata air). Karena mengarah ke sebuah sumber air di Yerusalem ketika itu, yaitu Ain Silwan.

Diklaim gerbang ini dibangun pada masa Abbasiah atau Fatimiyah.

 

14. Gerbang Ar-Rahmah

Gerbang Ar-Rahmah merupakan gerbang Al-Aqsa paling besar dengan ketinggian mencapai 11,5 meter. Tapi sayang, terpaksa ditutup pada tahun 583H/1187H oleh Shalahuddin Al-Ayyubi untuk melindungi Al-Aqsa dan Kota Al-Quds.

Ar-Rahmah diadopsi dari nama pemakaman umum yang berada  tidak jauh di depan gerbang. Tempat dimana dua sahabat besar Rasulullah Saw. Dimakamkan di sana, yaitu Ubadah bin Ash-Shamit (w. 34H) dan Syaddad bin Aus (w. 58H).

Catatan sejarah dan corak bangunan menunjukkan bahwa Ar-Rahmah dibangun pada masa Umawiyah, tepatnya kala kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan. Hal ini menjadikannya termasuk salah satu gerbang tertua Al-Aqsa.

Ketika tentara salib menguasai Yerusalem, gerbang Ar-Rahmah dijadikan sebagai gerbang utama. Pasalnya mereka meyakini bahwa Nabi Isa as. pernah memasuki gerbang tersebut dan Dia pulalah yang akan membukanya kembali pada masa yang akan datang.

Kelebihan lain Gerbang Ar-Rahmah ia memiliki ruangan luas yang dapat digunakan sebagai tempat shalat, zikir dan berdoa. Imam Abu Hamid Al-Ghazaliy (w. 505H) disebutkan pernah menjadikan salah satu bagian dari ruangan Ar-Rahmah sebagai tempatnya beribadah ketika mendatangi Masjid Al-Aqsa.

 

15. Gerbang Al-Janaiz

Adalah gerbang kecil yang terletak di pagar timur Masjid Al-Aqsa. Dimanfaatkan untuk membawa jenazah setelah dishalatkan di Masjid, menuju pemakaman Ar-Rahmah.

Ada perbedaan pendapat di antara sejarawan dalam menentukan posisi gerbang yang telah ditutup oleh Shalahuddin Al-Ayyubi dan tidak meninggal bekas ini. Sebagian pendapat menyebutkan bahwa Al-Janaiz terletak berdekatan dengan gerbang Al-Asbath. Namun pendapat kuat menyebutkan bahwa ia terletak di selatan Gerbang Ar-Rahmah.

Kesimpulan:

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini: 1. Penutupan permanen lima gerbang Al-Aqsa berlangsung atas perintah dari Shalahuddin Al-Ayyubi untuk alasan keamanan. 2. Tidak ada akses yang dapat dipakai untuk memasuki Al-Aqsa dari pagar selatan dan timur. 3. Yahudi sengaja melakukan pemalsuan sejarah demi melegalkan pencaplokan atas Masjid Al-Aqsa. 4. Kentalnya sejarah Islam yang melekat dengan setiap bangunan yang ada di lingkungan Al-Aqsa.

leave a reply
Posting terakhir