Aliansi Peradaban PBB Mengutuk Pembakaran Al-Quran di Swedia

Pejabat PBB mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas meningkatnya kasus diskriminasi, intoleransi dan kekerasan secara keseluruhan.

BY 4adminEdited Tue,24 Jan 2023,03:14 PM

New York, SPNA - Perwakilan tinggi Aliansi Peradaban PBB pada hari Ahad (22/1/2023) "dengan tegas" mengutuk "tindakan keji" pembakaran salinan Al-Quran oleh ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark di ibukota Swedia, Stockholm.

“Sementara Perwakilan Tinggi menekankan pentingnya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi sebagai hak asasi manusia, dia juga menekankan bahwa tindakan pembakaran Al-Quran merupakan ekspresi kebencian terhadap umat Islam,” tutur Nihal Saad, juru bicara Miguel Angel Moratinos, perwakilan tinggi Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC), dalam sebuah pernyataan.

“Tindakan itu tidak sopan dan menghina penganut Islam dan tidak boleh digabungkan dengan kebebasan berekspresi,” tambah pernyataan itu.

Pernyataan Moratinos itu muncul setelah Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras), di bawah perlindungan polisi dan seizin pemerintah, membakar mushaf Al-Qur'an di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu (21/1/2023), yang memicu kemarahan dan kecaman luas dari dunia Arab dan Islam.

Mengingat Resolusi Majelis Umum PBB A/Res/75/258 tanggal 26 Januari 2021, perwakilan tinggi tersebut menegaskan kembali bahwa “pelaksanaan kebebasan berekspresi memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan pasal 19 Kovenan Internasional tentang Sipil dan Hak Politik,” tambah pernyataan itu.

Menurut pernyataan tersebut, Moratinos “mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas peningkatan kasus diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan secara keseluruhan, terlepas dari aktornya, yang ditujukan kepada anggota dari banyak agama dan komunitas lain di berbagai belahan dunia, termasuk kasus yang dimotivasi oleh Islamofobia, antisemitisme dan Kristenofobia serta prasangka terhadap orang-orang dari agama atau kepercayaan lain.”

Dia juga menekankan pentingnya “saling menghormati” untuk membangun dan mempromosikan “masyarakat yang adil, inklusif dan damai yang berakar pada hak asasi manusia dan martabat untuk semua.”

Perwakilan tinggi tersebut juga kembali menyerukan Rencana Aksi PBB untuk Melindungi Situs Keagamaan yang dipimpin oleh Aliansi Peradaban untuk memberikan “kerangka kerja menyeluruh dan serangkaian rekomendasi termasuk memperkuat pluralisme agama dan mempromosikan dialog antarbudaya dan antaragama, saling menghormati dan pengertian.”

(T.RA/S: Anadolu Agency)

leave a reply