Tel Aviv, SPNA - Kementerian Luar Negeri Prancis dan Kedutaan Besar Inggris di Tel Aviv, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Senin (27/02/2023), mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan pemukim Israel di Tepi Barat, termasuk pembakaran sejumlah rumah dan mobil penduduk Palestina, yang menyebabkan meninggalnya seorang penduduk Palestina dan melukai puluhan lainnya.

Kementerian Luar Negeri Prancis menganggap bahwa tindakan kekerasan terhadap penduduk sipil Palestina di Tepi Barat tidak dapat diterima, termasuk serangan yang dilakukan oleh para pemukim Israel di sebuah desa sebagai pembalasan atas pembunuhan dua pemukim Israel.

“Prancis mengutuk keras serangan yang menewaskan dua orang Israel pada 26 Februari, dan tindakan kekerasan terhadap penduduk sipil Palestina tidak dapat diterima,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis.

Prancis mengungkapkan ketakutan akan meningkatnya kondisi keamanan ke arah yang semakin tidak stabil di Tepi Barat.

Hal yang sama juga disampaikan Kantor Kedutaan Inggris di Tel Aviv, yang menyebutkan bahwa kekerasan yang dilakukan pemukim Israel di Hawara dan desa-desa sekitarnya pada Minggu kemarin, yang menyebabkan hampir 400 penduduk Palestina terluka dan pembakaran puluhan rumah, toko, dan mobil, sangat mengerikan.

“Para pemukim (Israel) bertanggung jawab terhadap hal ini. Pelaku kekerasan harus dibawa ke pengadilan. Perdamaian harus menang,” kata Kantor Kedutaan Inggris.

Kantor Kedutaan Inggris di Tel Aviv menambahkan bahwa Inggris mengutuk pembunuhan Sameh Aqtash dalam serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel. Pihak Kedutaan Inggris menyebut bahwa Sameh Aqtash adalah relawan Palestina yang dikirim ke Turki untuk membatu korban gempa bumi.

“Sameh Aqtash adalah relawan Palestina yang mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan korban gempa di Turki. Kami mendesak Israel untuk menahan pelaku kejahatan mengerikan ini,” kata Kantor Kedutaan Inggris.

(T.FJ/S: RT Arabic)