Jericho, SPNA - Kepala Badan Otoritas Perairan Palestina, Mazen Ghoneim, pada Selasa (14/03/2023), mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel sejak awal telah menargetkan kawasan yang kaya air, di mana mereka menguasai sekitar 95 persen air di akuifer barat dan lebih dari 70 persen dari akuifer timur, dan kawasan lainnya.

Mazen Ghoneim menyebut bahwa hilangnya air akibat penguasaan dan aneksasi otoritas pendudukan Israel terhadap sejumlah mata air utama, seperti: Al-Qilt, Al-Farah, Al-Auja, Fasayel, Al-Sakot, Ayoun Al-Maleh, Al- Hilweh Al-Fawqa dan Al-Tahta, dengan kerugian diperkirakan mencapai 10 hingga 15 juta meter kubik air per tahun. Selain itu ditambah lagi ancaman terhadap mata air yang terletak di Kota Jericho, yang dianggap sebagai sumber utama minuman dan pertanian.

Mazen Ghoneim mengatakan bahwa terus berlanjutnya tindakan sepihak otoritas pendudukan Israel dalam menguasai dan mengontrol sumber daya air Palestina, Palestina perlu mempercepat pengembangan sumber daya air yang telah tersedia dan pencarian sumber daya air baru untuk memenuhi kebutuhan air.

Mazen Ghoneim menyinggung tantangan yang dihadapi di sektor air, yang berdampak negatif pada pencapaian ketahanan air, terutama tantangan politik akibat penguasaan otoritas pendudukan Israel atas sumber daya air, perluasan pemukiman ilegal, serta pemblokiran sejumlah proyek oleh Israel di Area C, yang merupakan lebih dari 64 persen wilayah Palestina.

Mazen Ghoneim juga menyebutkan sejumlah tantangan lain, seperti tantangan, ekonomi, sosial, lingkungan, dan tantangan alami berupa tingginya permintaan air akibat peningkatan inflasi penduduk, efek perubahan iklim dan sejumlah tantangan lainnya.

Mazen Ghoneim menekankan bahwa pilar utama ketahanan nasional adalah ketahanan air, karena terkait dengan banyak aspek kehidupan. Ia menyebut bahwa pemenuhan kebutuhan di sektor air di Palestina memerlukan upaya bersama dari semua pihak.

(T.FJ/S: Wafa)