Gaza, SPNA - Pasukan Israel melakukan tindak kekerasan terhadap warga Palestina yang menggelar "Pawai Bendera" di Gaza Kamis (18/05/2023).
Aksi ini bertepatan dengan "Pawai Bendera" kelompok sayap kanan Israel di Yerusalem, yang menarik puluhan ribu orang yang meneriakkan slogan "Matilah orang Arab."
Di Gaza, aksi yang dihadiri ribuan orang ini, para peserta mengibarkan bendera Palestina dan melantunkan nyanyian, The New Arab melaporkan.
Sementara itu, di dekat perbatasan yang memisahkan Israel dan Palestina, para pemuda membakar ban dan bendera Israel.
Menghadapai aksi ini, pasukan Israel menembakkan peluru tajam dan menggunakan pesawat tak berawak yang melepaskan gas air mata ke arah demonstran. Akibatnya, sejumlah orang terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Maher Mezher, anggota komite pusat Front Populer untuk Pembebasan Palestina, mengatakan bahwa pawai itu adalah "pesan untuk pendudukan (Israel) terhadap hak-hak Palestina atas tanah mereka" dan tekad untuk kembali ke sana, meskipun sudah puluhan tahun telah berlalu sejak peristiwa Nakba.
Nakba 1948, yang berarti "malapetaka" dalam bahasa Arab, adalah pembersihan etnis atas 750.000 warga Palestina yang mengantarkan terbentuknya "negara Israel".
Anggota biro politik Hamas Suhail Al-Hindi mengatakan, warga Palestina dari semua garis politik bersatu dalam menolak upaya Israel untuk mengubah karakter Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.
Banyak ekstremis Israel berusaha untuk membagi kompleks dalam hal waktu dan ruang yang tersedia antara Yahudi dan Muslim atau mengganti masjid itu sendiri dengan kuil Yahudi.
Khaled Al-Batsh, seorang pemimpin tingkat tinggi Jihad Islam Palestina, mengatakan "semua bukti sejarah menegaskan hak Palestina atas Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa".
"Semua upaya Israel untuk mengubah kenyataan selama lebih dari 75 tahun konflik telah gagal," tambahnya.
Dia menambahkan ke The New Arab, "Yerusalem yang diduduki adalah Arab, tanah Islam yang tidak menerima pembagian antara dua negara atau dua bangsa."
Dia mengatakan, baik Pawai Bendera maupun doa Yahudi di Al-Aqsa tidak akan memberi Israel kedaulatan atas tanah itu karena "itu bukan milik mereka sejak awal".
Di bawah ketentuan pengaturan status quo yang mengatur Al-Aqsa, shalat dikhususkan untuk umat Islam di situs tersebut.
Umat beragama lain boleh berkunjung tetapi tidak beribadah.
(T.RA/ The New Arab)