New York, SPNA - Dalam sebuah laporan yang diterbitkan Aljazeera, sebagaimana dilansir RT Arabic, pada Sabtu (20/05/2023), dalam peringatan satu tahun pembunuhan Shireen Abu Akleh, bahwa otoritas pendudukan Israel telah mengakui bertanggung jawab kepada Amerika Serikat atas pembunuhan warga negaranya.

“Seorang pejabat senior Israel di kantor mantan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengakui kepada pejabat Amerika Serikat bahwa peluru yang membunuh Shireen Abu Akleh ditembakkan oleh seorang tentara Israel,” tulis laporan tersebut.

Dalam laporan tersebut, pejabat Israel mengatakan bahwa pembunuhan Shireen merupakan sebuah kesalahan, akan tetapi ia bersikeras bahwa Israel tidak akan mengumumkan atau mengakuinya secara resmi.

Jurnalis Aljazeera, Shireen Abu Akleh dibunuh pada 11 Mei tahun lalu, oleh pasukan pendudukan Israel, pada saat dirinya sedang meliput bentrokan di kota Jenin, Tepi Barat. Israel sempat membuat tuduhan bahwa Shireen Abu Akleh terbunuh akibat penembakan dari pihak Palestina.

Shireen Abu Akleh merupakan jurnalis Palestina-Amerika yang bekerja sebagai reporter untuk saluran berbahasa Arab Al-Jazeera selama 25 tahun. Ia merupakan nama yang terkenal di Timur Tengah selama puluhan tahun melaporkan aksi kejahatan dan kekerasan di wilayah Palestina yang dilakukan pasukan pendudukan Israel.

Shireen Abu Akleh adalah salah satu jurnalis terkemuka dunia Arab, reporter senior yang disebut sebagai “Salah satu jurnalis Arab yang berpengaruh dan terkenal”. Selama menjadi jurnalis ia meliput banyak peristiwa besar dan kejahatan yang dilakukan militer Israel, termasuk pelaporan peristiwa besar Palestina di antaranya Intifadah Kedua, serta laporan terkait kondisis politik Israel.

Shireen Abu Akleh mengilhami banyak penduduk Palestina dan orang-orang Arab lainnya untuk mengejar karir di bidang jurnalisme.

(T.FJ/S: RT Arabic)