Palestina Sampaikan Terima Kasih Terkait Sikap Normalisasi Saudi dengan Israel

“Kami berharap pemerintah Amerika, yang diwakili oleh presiden dan menteri luar negerinya, akan mengerahkan sepersepuluh upayanya untuk mendorong negara-negara yang telah menormalkan hubungan dengan negara pendudukan (Israel), untuk mengakhiri pendudukan itu,” respon Al-Maliki menanggapi pernyataan Blinken.

BY 4adminEdited Sat,10 Jun 2023,01:44 PM

Ramallah, SPNA - Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al-Maliki, pada Kamis (10/06/2023), berterima kasih kepada Arab Saudi, setelah Saudi menekankan pentingnya menemukan solusi adil bagi masalah Palestina dengan mengakhiri pendudukan dan mewujudkan negara Palestina merdeka sebagai syarat normalisasi Saudi dengan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Al-Maliki berterima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi dan Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan, karena menekankan pentingnya menemukan solusi adil bagi permasalahan Palestina dengan mengakhiri pendudukan dan mewujudkan negara Palestina merdeka sebagai syarat normalisasi Saudi dengan otoritas pendudukan Israel.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi dalam konferensi pers bersama, dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Anthony Blinken, pada Kamis (10/06/2023).

“Kami percaya bahwa normalisasi dengan Israel akan punya keuntungan besar bagi semua pihak, akan tetapi itu akan menjadi keuntungan terbatas tanpa jalan menuju perdamaian dengan Palestina”, kata Faisal bin Farhan.

Sementera itu, pada konferensi yang sama, Anthony Blinken mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus bekerja dengan Arab Saudi untuk mencapai normalisasi dengan Israel.

“Kami berharap pemerintah Amerika, yang diwakili oleh presiden dan menteri luar negerinya, akan mengerahkan sepersepuluh upayanya untuk mendorong negara-negara yang telah menormalkan hubungan dengan negara pendudukan (Israel), untuk mengakhiri pendudukan itu,” respon Al-Maliki menanggapi pernyataan Blinken.

Al-Maliki juga menambahkan agar Amerika Serikat memaksa Israel untuk duduk di meja perundingan untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri pendudukan dan mewujudkan solusi dua negara melalui negara Palestina yang berdaulat, adil, dan bersebelahan secara geografis pada perbatasan sebelum 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota abadi Palestina.

Pembicaraan perdamaian Palestina-Israel yang diumumkan berhenti pada tahun 2014, sementara upaya keras Amerika Serikat untuk melanjutkan upaya damai gagal.

(T.FJ/S: RT Arabic)

leave a reply
Posting terakhir