Yerusalem, SPNA - Pemerintah kotamadya pendudukan Israel di Yerusalem, sebagaimana dilansir Palinfo, pada Jumat (16/06/2023), menyetujui proyek pembangunan ilegal kampus universitas terbesar khusus perempuan dan kelompok perempuan Haredi Yahudi (ultra-Ortodoks), setelah Kementerian Pendidikan Tinggi dan Perumahan Israel memberikan persetujuan dan dukungan terhadap proyek tersebut.
Berdasarkan laporan pemerintah kotamadya pendudukan Israel di Yerusalem, proyek tersebut akan memiliki luas 13 dunum (1,3 hektare) tanah Lifta dan Deir Yassin (Yerusalem) dan akan dibangun dengan perkiraan biaya 120 juta dolar Amerika, di mana sebanyak 70 juta dolar Amerika telah terkumpul, terutama dari sumbangan dari asosiasi agama Yahudi ultra-Ortodoks dari dalam dan luar negeri.
Berdasarkan laporan pemerintah kotamadya pendudukan Israel di Yerusalem sejumlah bangunan akan dibangun untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, termasuk ruang akademik, lima bangunan besar untuk Fakultas Teknik, Ilmu Sosial, Kesehatan, gedung perkantoran, gedung konferensi dan gedung asrama bagi mahasiswi. Pekerjaan penggalian dan persiapan tanah akan dimulai dalam waktu dekat.
Pada saat ini, sekitar 700.000 pemukim Israel tinggal di permukiman ilegal di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, yang dirampas Israel dalam Perang 1967.
Berdasarkan hukum internasional, Tepi Barat dan Yerusalem merupakan wilayah pendudukan, dan semua kegiatan pembangunan permukiman dan bangunan di atas tanah Palestina tersebut adalah tindakan ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional.
(T.FJ/S: Palinfo)