Atas Alasan Keamanan, Israel Ancam Nyawa Ratusan Pasien Rujuk di Gaza

Peneliti di Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, Fadhl Al-Maziniy, mengatakan kebijakan Israel yang sulit mengeluarkan izin berobat untuk warga Palestina Gaza, sejak tahun 2008 sampai 2022, telah menyebabkan 848 orang meningga dunia. 

BY 4adminEdited Sun,13 Aug 2023,10:22 AM

Gaza, SPNA – Ribuan pasien Gaza yang membutuhkan pengobatan ke laur daerah dalam kondisi terancam akibat tidak mendapatkan izin perbatasan dari pihak Israel. Israel disebutkan secara sengaja memperlambat proses perizinan dengan alasan “sedang dipelajari atau alasan keamanan.”

Disebabkan oleh sulitnya izin untuk mencapai Tepi Barat, terutama Yerusalem, ratusan warga Palestina mengubah destinasi mereka ke Mesir.

Salah satunya Ahmad Al-Asthal (47 tahun), Karena terkendala di perizinan Israel dengan alasan keamanan, ia terpaksa mengikuti kemoterapi ke Mesir.

Ahmad yang divonis mengalami tumor otak mengatakan pernah dirujuk ke Rumah Sakit Al-Mathla’ di Yerusalem. Setelah menjalani pengobatan di Yerusalem dia-pun kembali ke Gaza.

“Dua minggu setelah pemeriksaan, saya dirujuk untuk kemoterapi ke Rumah Sakit Al-Mathla’ di Yerusalem. Saya pergi ke sana dan mendapat dosis pertama, lalu kembali ke Gaza yang tidak memiliki jenis pengobatan seperti ini.” Akunya.

Namun malangnya, Ahmad yang seharusnya melanjutkan pengobatannya, tidak lagi diberikan izin melintasi perbatasan ke Tepi Barat oleh Israel. Alhasil ia terpaksa ke negara tetangganya, Mesir.

Ayah dari lima anak tersebut mengakui berobat ke Mesir membutuhkan biaya yang besar dan perjalanan yang jauh. Dimana dia harus menginap di sana untuk beberapa hari lalu kembali lagi ke Gaza. Dan demikian seterusnya.

Perlu diketahui, bahwa selain tidak dikeluarkannya izin berobat ke Tepi Barat, bagi sebagian mereka yang mendapatkan izin, Israel juga tidak memperbolehkan para pasien untuk membawa pendamping.

Seorang lansia Gaza yang tidak mau disebutkan namanya, juga dirujuk untuk pengobatan ginjal. Namun dia sangat terkejut ketika melihat surat izin Israel yang hanya mencantumkan namanya, tanpa pendamping. Mau tidak mau, akhirnya Dia harus berangkat sendiri, karena tidak pilihan.

Peneliti di Pusat Hak Asasi Manusia Palestina, Fadhl Al-Maziniy, mengatakan kebijakan Israel yang sulit mengeluarkan izin berobat untuk warga Palestina Gaza, sejak tahun 2008 sampai 2022, telah menyebabkan 848 orang meningga dunia. 

Israel biasanya memberikan alasan beragam, menurut Fadhl. Seperti alasan keamanan, permintaannya sedang dipelajari, atau dengan alasan bahwa pengobatannya bisa dilakukan di Gaza.

Untuk tahun ini saja (sampai bulan Juni), Israel telah menghambat keberangkatan 1.690 pasien Gaza yang dirujuk ke Tepi Barat atau ke Israel. Jumlah tersebut dari total 9.478 pengajuan, atau 17,8 persen.

Dalam hal ini, Fadh meminta masyarakat internasional untuk segera turun tangan guna menekan Israel untuk membuka semua penyeberangan, untuk memungkinkan pasien melakukan perjalanan untuk perawatan di Yerusalem dan Tepi Barat tanpa batasan apa pun. Serta untuk memastikan aliran obat-obatan dan peralatan medis ke Gaza dapat berjalan dengan lancar.

(T.HN/S: Wafa)

leave a reply
Posting terakhir