Kairo, SPNA - Dewan Legislatif Liga Arab (Parlemen Arab), pada Seasa (05/09/2023), mengutuk keputusan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, terhadap tahanan Palestina yang mengurangi kunjungan keluarga Palestina ke penjara otoritas pendudukan Israel.

Parlemen Arab menyatakan bahwa tindakan otoritas pendudukan Israel mengancam terjadinya peningkatan tensi kondisi di dalam dan di luar penjara Israel dan akan meluas ke Tepi Barat dan Yerusalem. Parlemen Arab juga menyebutkan bahwa tindakan Ben-Gvir dapat menimbulkan dampak regional yang serius.

“Para tahanan Palestina, di bawah pemerintahan sayap kanan ekstrem, menjadi target serangan rasis yang kejam dan belum pernah terjadi sebelumnya,” sebut Parlemen Arab.

Parlemen Arab menekankan bahwa tindakan tersebut dapat mengarah pada konfrontasi terbuka dengan para tahanan Palestina, yang dapat berakhir pada konsekuensi yang mengerikan dan perang tanpa akhir, khususnya setelah adanya keputusan aksi mogok makan yang akan diambil oleh para tahanan Palestina pada 14 September ini. Tindakan ini diambil sebagai bentuk protes terhadap keputusan Ben-Gvir dan penolakan terhadap penahanan administratif. Tahanan Palestina juga meminta pertanggungjawaban penguasa otoritas pendudukan Israel atas kondisi yang terjadi dan kelalaian medis sistematis yang disengaja terhadap para tahanan.

Parlemen Arab menyerukan komunitas internasional, Dewan Keamanan PBB, organisasi hak asasi manusia internasional, dan Palang Merah Internasional untuk segera melakukan intervensi terhadap Israel untuk menghentikan kebijakan ini dan melindungi tahanan Palestina dari semua tindakan rasis dan keputusan-keputusan yang tidak adil.

Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menginstruksikan Otoritas Penjara Israel untuk membatasi kunjungan bagi keluarga tahanan Palestina dari Tepi Barat ke penjara-penjara Israel, dari sekali dalam sebulan menjadi sekali dalam dua bulan.

(T.FJ/S: Palinfo)