Perang Terselubung Intelejen Israel Dan Hamas

BY Mahmoud Abu ShariaEdited Thu,23 Jul 2015,08:38 AM

Meskipun telah dicapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina telah disepakati pada bulan November lalu,  namun perang terselubung di Jalur Gaza masih berlangsung antara intelijen Israel dan Hamas. Intelijen Israel berusaha untuk mendaoatkan informasi, namun Hamas menghilangkannya .

Serangan Israel di Jalur Gaza baru-baru ini mengungkapkurangnya "Targets Bank", Israel harusnya memfokuskan tugas intelejen untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, tetapi dalam serangan tersebut justru difokuskan pada penghancuran bangunan-bangunan pelayanan dan rumah warga sipil , sementara kerugian yang dialami kelompok perlawanan lebih sedikit jika dibanding operasi militer, inilah yang disebut kegagalan intelejen Israel.

Pada kunjungan ke Internal Security Hamas di Gaza , yang bertanggung jawab atas hal ini,  serta merancang perang dan perkembangan perang terselubung tersebut. Abu Abdallah Lafi , seorang pejabat di Badan Keamanan Dalam Negeri , mengatakan : " Ada prestasi dalam hal konfrontasi yang sedang berlangsung antara mereka dan orang-orang intelijen Israel". Ia  menambahkan :" selalu ada inovasi dalam alat intelijen , tetapi layanan keamanan mengakomodasi inovasi baru, disintegrasi , dan ruang di Jalur Gaza Pat terlalu sempit untuk alat intelejen.  Dijelaskan bahwa banyak mata-mata yang telah melihat dan ingin mengubah tempat mereka, akan tetapi  tetap terditeksi dan akan dilakukan tindak lanjut ".

Lafi mengungkapkan bahwa Israel belum mampu menghadapi serangan upaya tindaklanjut yang dilakukan kelompok perlawanan untuk memantau gerakan mereka. Karena telah diperoleh informasi yang mengandung layanan keamanan melalui mata-mata yang tertangkap dan mengungkapkan cara-cara yang digunakan untuk menghindari perlawanan.

Ia menekankan fenomena berkolaborasi dengan Israel menjadi tampak "sederhana , sedikit dalam kontrol , dan proses keamanan terpublikasi ."

Lafi menunjukkan bahwa ada kerjasama antara petugas keamanan dengan elit sosial , lembaga-lembaga nasional dan faksi-faksi perlawanan Palestina dalam rangka memfasilitasi proses perubahan mereka,  memberikan mereka semua jaminan sosial , dan tidak akan ditahan atau diterima di markas besar dinas keamanan .

Dalam tahanan kita bisa menjumpai " AD " seorang mata-mata  berusia 46 tahun, salah satu dari mata-mata yang tertembak, dan bekerja sebagai mata-mata sejak tahun 1999. Ia membantu tentara Israel untuk mengetahui temapt penembakan roket dari Jalur Gaza  dan tempat para  pemimpin faksi Palestina , yang menyebabkan pembunuhan atas mereka.

Dan tentang kisah perekrutan dirinya,  ia katakan: bahwa ia adalah kontraktor dalam pembangunan yang bekerja di Israel, bersamaan dengan itu, ia ditahan dan diinterogasi , tawar-menawar pun terjadi apakah tetap bekerja dan harus membayar pajak yang berjumlah ratusan ribu shekel , atau bekerja dengan intelijen Israel, dan ia pun setuju untuk bekerja dengan Israel.

Dan mulailah "AD " bertemu secara resmi setiap bulan dengan intelijen Israel , memberi mereka informasi tentang semua rumah di wilayah penduduknya dan afiliasi dari faksi Palestina .

Pekerjaannya meningkat seiring hasil kerjanya, ia pun mulai mengamati dan mengikuti individu-individu tertentu, mengetahui mobil yang digunakan kelompok perlawanan Palestina dan orang-orang yang mengontrol transfer rudal dan roket di kota-kota wilayah Israel .

Dalam perang Israel di Jalur Gaza pada tahun 2008 , " AD" kerja dengan terus mengamati para aktivis Palestina, kemudian melaporkan keberadaan mereka dan lokasi rudal.

Pekerjaannya terus berlangsung tanpa diketahui, dan selama serangan Israel pada November 2012, intelijen Israel memintanya untuk mencari senjata "Alkornett Missiles" yang digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina untuk penghancuran tank-tank Israel. Ini adalah misi terakhirnya, kemudian ia tertangkap, dan ia pun mengungkap penangkapan yang akan dilancarkan dalam operasi Israel secara rinci, pembunuhan dan evakuasi para pemimpin faksi Palestina , dan rahasia cara-cara baru yang digunakan intelijen Israel untuk berhubungan dengan mata-mata mereka di Jalur Gaza .

Sementara itu , pakar keamanan Palestina "Khader Abbas ", mengkonfirmasi penurunan kinerja intelijen Israel, " terutama setelah serangan Israel yang terakhir, memberikan dorongan yang kuat kepada orang-orang , dan mengembalikan kepercayaan kepada kelompok perlawanan dan kemampuannya untuk merespon serangan Israel", ungkapnya.

Abbas mengatakan bahwa fenomena ini berubah, karena banyak mata-mata yang frustasi, ia percaya bahwa Israel bekerja untuk mempengaruhi orang-orang yang tidak berpendidikan dan bodoh, khususnya dalam hal keamanan.

 

Ia menambahkan bahwa konflik antara pasukan keamanan Palestina dan intelijen Israel dalam hal mata-mata merupakan fenomena yang sudah lama terjadi. Ia  menjelaskan bahwa konflik ini tidak akan berakhir selama pendudukan terus terjadi, fenomena ini justru akan terus berlanjut.

leave a reply
Posting terakhir